Selasa, 27 Juli 2004

Minamata ke Minahasa

Seorang utusan Depperindag yang mengambil program master di Kyodai, GES (yang baru berdiri terpisah dari Fakultas Teknik), meneliti pengaruh polusi terhadap perubahan jenis kelamin secara hormonal (dan mungkin suatu saat membuktikan bahwa fenomena Waria terjadi akibat pencemaran lingkungan!!!). Ia turut menjadi panitia seksi sibuk World Water Forum di Kyoto tahun 2003 lalu.
Kyoto, sebagai kota yang dalam beberapa tahun terakhir berhasil mengolah danau dan sungainya kembali menjadi tujuan wisata yang bersih teratur dan indah, mendapat kehormatan menyelenggarakan kegiatan tersebut. Entahlah hanya sebatas perayaan meriah saja, atau memang ada hasil nyata?
Berbagai sudut pandang mengenai air dibahas di sana, dari Alam, Kesehatan, Ekonomi, Budaya, Transportasi, Perdamaian, Anak-anak, dst. Sebagai monumen kegiatan ini, didirikan air mancur dengan patung Hi no Tori (Phoenix karya Osamu Tezuka) di stasiun Kyoto. Pakar-pakar dan pejabat dari seluruh penjuru dunia berdatangan, termasuk Indonesia.
Dalam rangkaian acara ini diselenggarakan juga pemutaran berbagai film dokumenter mengenai perairan dan pengairan di seluruh dunia. Komentar yang menusuk hati adalah, bahwa seorang utusan dari sebuah negara sangat-sangat-sangat terbelakang nun jauh di Afrika, begitu mencapai aula tempat beramah tamah, langsung bertanya kepada para pribumi: "Di mana saya bisa membeli TV flat tipis yang seperti itu?" Aaaaaaaaarrrrrggggggghhhhh! Ga nyambunggggg!

Juli 2004, Penyakit Minamata dilaporkan terjangkit juga di Minahasa. Perusahaan penambangan di sana masih menyangkal tuduhan bertanggung jawab. Itu juga sejarah yang dialami oleh masyarakat Minamata sekitar setengah abad yang lalu, ketika terjadi penumpukan logam berat Merkuri pada rantai makanan yang berakibat fatal, dan selama 12 tahun kasus tersebut tidak ditanggapi oleh pihak-pihak yang berwenang... Sampai akhirnya tuntutan berhasil tembus ke pengadilan dan para pejabat yang bertanggung jawab harus melaksanakan dogeza dengan seluruh harkat dan martabatnya... Siapa tahu pemerintah Indonesia juga sedang bersiap-siap untuk sungkem di depan publik beberapa tahun lagi, tunggu keadaannya semakin genting.

Pencemaran air, apa pun asal-usulnya, merupakan masalah yang vital, namun sering hanya menjadi bahan pembicaraan politis pihak-pihak yang terlibat dalam perebutan kekuasaan, tanpa mendapat perhatian dan tanggapan yang menyelesaikan masalah.

Kamis, 15 Juli 2004

Gion Matsuri

Salah satu perayaan agung di Kyoto adalah upacara pengusiran wabah penyakit dan kesialan, yang telah berlangsung selama 11 abad, Gion Matsuri.

Festival ini berlangsung setiap tahun sepanjang bulan Juli dengan puncaknya di tanggal 17.
Sejak petang sebelum puncak acara, tampil tarian-tarian tradisional, antara lain tari bangau dan fragmen Susano-O-no-mikoto mengalahkan Ular Yamato-no-oroshi di pusat keramaian, Yasaka jinja, kuil di ujung jalan Shijo.
Sepanjang Shijo doori sudah ditutup untuk kendaraan, memberi tempat bagi pejalan kaki beramai-ramai memeriahkan acara dengan memakai yukata menikmati prosesi ritual dan persiapan Yamaboko (kereta pengangkut tabut-tabut persembahan) tersebut.
Naginata yang berlambang pedang akan mengawali arak-arakan setiap tahun, sementara urutan selanjutnya ditetapkan dengan undian sejak awal bulan.
Peristiwa menarik dalam arak-arakan ini adalah pembelokan kereta yang menggunakan teknik-teknik tradisional.

Sabtu, 10 Juli 2004

Slug*Spot

irvaniaIni hari bahagia buat para Sluggers, pasangan pertama (satu-satunya?) di antara sesama kalangan anak-anak sluggish resmi menempuh hidup baru.
Yang lucunya, selama satu SMP, kemudian satu SMA dan 2 tahun sekelas pada 94-96, di antara keramaian masa remaja, belum pernah ada tanda mereka akan bersatu.
Mereka juga tidak hidup sejalan, namun tetap dapat kembali berjumpa.
Lika-liku hidup memang penuh misteri yang hanya terpecahkan oleh waktu.

Selamat untuk Irvan dan Nia.
Juga Mira merayakan pernikahan pada siang harinya dengan Donny MS95, sementara Renit dan Yasin telah menyalip bulan lalu.

Jepretan terakhir mengenai Sluggers bisa dijumpai di blogspot:
Slug*Spot!!!

Posted by Hello Bagi yang mengenal para Sluggers atau berkepentingan terhadap salah satu di antara mereka, silakan mampir.

Rabu, 07 Juli 2004

Tanabata

Sasa no ha saara sara
Nokiba ni yureru
Ohoshi-sama kiira kira
Kin-gin tsunagou

Tanabata, perayaan mitos Cina yang menyebar ke Jepang, tentang pertemuan dua bintang, Hikoboshi (Kengyu/Altair) dan Orihime (Shukujo/Vega) yang terpisahkan oleh sungai Amano (Bimasakti) demi melaksanakan tugas masing-masing dengan tekun, sang pemuda sebagai gembala sapi dan sang putri sebagai penenun kain. Hanya satu kali setahun mereka bisa berjumpa, yaitu jika langit cerah pada tanggal 7 Juli
(karena perbedaan pergeseran kalender, maka di beberapa tempat, 7 Agustus).

Legenda ini cukup populer terutama di kalangan anak-anak dan remaja, karena romantismenya.
Mereka merayakannya dengan memohonkan doa agar langit cerah demi kebahagiaan pasangan tersebut, disertai keinginan pribadi (semacam: Aku ingin sekolah di Kyoto Univ! Aku ingin ke Disneyland! dsb) yang dituliskan di secarik kertas warna-warni dan diikatkan beramai-ramai di setangkai bambu sasa yang menghiasi rumah masing-masing, setiap sudut jalan, sekolah-sekolah, fasilitas umum.
Bahkan di sekitar vila bambu muda, markas pemadam kebakaran adalah tempat yang cukup meriah untuk menggantung permohonan.

Mengapa masyarakat Jepang sampai sedemikian rupa meramaikan, tampaknya karena legenda ini mengangkat masalah ETOS KERJA. Bayangan teladan ideal yang lepas dari dimensi ritual religius: Berkorban demi amanah mulia yang mereka emban.
Mungkin ada baiknya kisah ini juga dijadikan inspirasi oleh pasangan oom-oom dan tante-tante yang terpisah samudra membentang demi menuntut secarik ilmu dan sebongkah berlian... Yahahahaha.

Versi Korea legenda inilah yang dijadikan
tema ABU Robocon 2004 Reunion of Separated Lovers, Gyeonwoo and Jiknyeo di Korea September nanti.