Selasa, 07 Juli 2009

Sang Raja, Garuda, dan Singgasana

Tadinya mau membahas film Garuda di Dadaku.
Kejanggalan konflik antara cita-cita sang Kakek untuk menjadikan cucunya "seniman" dan cita-cita sang Cucu sendiri untuk menjadi "olahragawan"... (Lalu diletakkan di mana "ilmuwan", seakan-akan tersingkirkan dari persaingan ini? Dan petuah-petuah bahwa kejujuran harus didahulukan... Hmmm, bukankah Christiano Ronaldo bisa bermain baik justru karena pintar tipu-tipu, cam mana pula...)

Karena temanya sama, saya bermaksud sekalian meresensi film King di balik segala kontroversi sponsor rokoknya.

Tentu saja saya akan memperbandingkannya dengan berbagai macam manga supokon yang cukup sukses, seperti Ashita no Jou tentang tinju profesional yang merupakan kritik sosial terhadap kondisi anak-anak terlantar di daerah kota besar. Yawara! dan Happy! (Urasawa Naoki), Touch/Rough/H2/Katsu! (Adachi Mitsuru), Ace wo Nerae, Kapten Tsubasa, Slam Dunk, Ping-Pong, Shiko Funjatta, Waterboys, bahkan termasuk Swan dan Topeng Kaca. Oh bisa juga sekalian dengan kupasan dunia sponsor dari Speed Racer.

Tapi ketika masih berputar-putar mengenai apakah olahraga itu alat, tujuan, atau gaya hidup? Bukankah asal-usulnya sekadar simulasi tentara, beranjak menjadi hiburan? Antara bakat, minat, dan kesempatan; antara pencapaian puncak dan komersialisasi... tahu-tahu eMJeh meninggal. Bisa dikatakan beliau adalah korban nyata dari segenap perdebatan tersebut...

Bla-bla-bla, semakin gak fokus, dan tiba-tiba rasanya gak ada yang terlalu penting untuk dinyatakan...

Maka lebih baik kita nikmati saja reaksi der Untergang Hitler terhadap berita ini...
http://www.youtube.com/watch?v=ELyTBXzfQJ8
"all we're going to hear on Radio One watch on TV for the next 2 months will be play after play of Heal the World until we're all shitting rainbows!!!
Hmmm benar juga... ini sudah dua minggu, berarti ada sekitar satu setengah bulan lagi kita harus bertahan? ;p



halloweenjacko