Sabtu, 29 November 2014

Semarak Minang Bersoda

Onde mandeh ... Baa pulo rang awak ko ...
Pasanglah sakalian tungku randang jo piriang2 dendeng balado ...
Kegagalan hreatipitas ... ??? OMGWTHDNA


NATIONAL COSTUME MISS EARTH INDONESIA 2014Kostum nasional “The Glory of Sparkling Minang” yang dikenakan oleh Annisa...
Dikirim oleh Indonesian Pageants pada Senin, 24 November 2014


KOMENTAR DUNSANAK SADONYO

  • Puti nan baduri...???
  • Iyo bana rang awak tu? ... Indak malu nyo?
  • Seram ... Sieun ... Yaiks ... tatutt ...
  • Kayak monster ... Maleficent atau Cruella de Vil versi minang
  • Bisa buat kouhaku uta gassen iniii

  • Indak barek jam gadang di kapalo?
  • Bentar lagi jadi Leher beton.. Ngalahin mike tyson ...
  • Mirip menara Sauron ya?
  • Kayaknya bakal sakit ketusuk2 gonjongnya di sana sini :)))
  • Kan gak mesti bagonjong, atap kajang padati lebih vernakular ...

  • Songketnyo cabiak, tarompahnyo sirah, jam gadang batenggek
  • Manga lo paha pamer2 cando iko. Mambangkik batang tarandam
  • Benar-benar memahami spirite urang awak tuh designernya *sigh
  • Duh... Arwah Tuanku Imam Bonjol bisa bangkit dari kubur nih
  • Misi mendangkalkan filosofi baju kuruang padusi islami.

  • Moderennyooo... iyo. Tapi ... Apo indak marah rang minang ??????
  • Pakai istilah sekarang ... "gak segitunya kaleeeee ..."
  • Kok urg kampuang pasti indak mangarati bantuak koh...
  • Perancang tu ingin manunjuakkan rancaknyo tanun Silungkang ...
  • Sayang kreativitas indak manenggang budaya urang Minang...

Sabtu, 08 November 2014

Ada Apa dengan Rangga?

Terus, salah LINE? Salah teman-teman LINE?
Ada apa dengan Rangga setelah 12 tahun berlalu?
Ada apa dengan banyaknya jam tangan, jam meja, dan jam dinding yang menumpuk di berbagai sudut kamarnya?
Lho, itu Rangga, Anis Matta, atau Moeldoko???



Cowok semacam Rangga berserakan di sekitar saya, walaupun bisa jadi makhluk langka di sekitar cewek sosialita semacam Cinta. Itulah sebabnya, jangan-jangan hanya saya yang menemukan perubahan watak dalam iklan ini. Bahkan, Cinta pun mungkin tidak menyadarinya.

Rangga kan tipe pujangga gaul jadul yang bakal rajin berkirim surat panjang bersambung mingguan, atau sekepepetnya tetaplah rutin melayangkan barang selembar kartu pos bergambar setiap bulan. Kalau gak sanggup telepon, masa sih gak sempat sekali pun menghubungi via irc, ym, fs, mp, fb, skype ...? Banyak cara untuk berhubungan jarak jauh, asal niat mah. Menonton kesehariannya, toh dia bukan cowok galau tak berdaya seperti tokoh-tokoh di film-film Wong Kar-wai atau Shinkai Makoto.

Andaipun hilang kontak, dibuat heboh dong latar belakangnya, misalkan sempat AWOL gara-gara blusukan ke pelosok Afrika, atau gak usah jauhlah, cukup kehabisan ongkos perahu di sungai rimba Kalimantan, secara lumayan nasionalis dia. Atau yang lebih ekstrem, diciduk gara-gara kegiatan politik seperti napak tilas jejak Saman, kek gitu. Ini kok malah kandas menjadi pebisnis global alay sok sibuk jeprat-jepret kamera géjé, yang entah bagaimana tetap terpenjara oleh ruang dan waktu???

Masa coba, sudah usia segitu (dengan asumsi jenjang karier segono) dia mampir ke Jakarta hanya dua hari, nggak ambil libur tambahan. Lalu, kok cuma kirim sebaris pesan, dan jinak menanti di bandara. Mana bandaranya malah di Korea pula??? Benarkah kecengannya telanjur pindah ke Bekasi, sampai segitu berat untuk langsung tancap naik ojeg ketok rumah, bawa sogokan oleh-oleh coklat bekal sungkem ke mantan bakal calon mertua? Apakah uang saku keburu habis buat koleksi aneka ragam jam di atas?

Bahwa si Cinta masih ngupi-ngupi cantik dengan teman SMA itu-itu juga, bisalah dimaklumi. Walaupun demikian, setidaknya saya sempat berharap agar pengalaman positif berekskul mading mengantarkannya bukan sekadar jadi pegawai kantoran chic yang duduk manis berdandan apik di balik meja, melainkan terjun ke kegiatan kreatif inovatif dinamis beredar menjangkau masyarakat di lapangan, dengan mobilitas yang jauh lebih tinggi daripada hak sepatunya.

Namun apa hendak dikata, dalam selisih satu purnama, Cinta kepalang jadi menantu keluarga mafia pengusaha konglomerat dan kini sudah beranak dua.
Sementara itu, Rangga menikah dengan anak seorang politisi gagal, mengambil gelar Doktor di Eropa, terus narsis-narsisan bikin film sama istrinya sebelum pulang ke Jogja, dan baru kemarin, mobil mertuanya ditembak?! #eh
(Ahaha paciweuh, memangnya ini film aksi mata-mata apa ya ...)

Terlepas dari sisi populer cerita cinta SMA, AADC adalah tonggak sejarah perfilman nasional berlatar semangat pascareformasi, yang berupaya menggugah remaja untuk lebih prihatin terhadap keadaan masyarakat sekeliling. Namun, melalui iklan ini, tampak jelas suatu kegagalan.
Betapa Rangga, mewakili generasi kita, generasi AADC, meninggalkan masa muda kekiri-kirian, terhempas menjadi sekadar kelas menengah ngéhé budak konsumtivisme... ??? MARI MELAWAN LUPA