Jinsei ni komattarakomekomikku wo tabeyou
Dalam sebuah peragaan oleh LSM Jepang di pameran tahun lalu, anak-anak kecil diajak menyingkap gambar pintu lemari es. Di baliknya, ada gambar isi lemari es yang penuh bahan makanan.
"Coba, adik-adik, seandainya Jepang tidak mengadakan hubungan dagang dengan negara lain, apa yang terjadi?"
Pintu ditutup dan kembali dibuka seperti sulap: nyaris kosong, yang tersisa hanya semangkuk nasi, jeruk mikan, sejenis sayur hijau dan sepotong ubi.
Jangan tanya apa yang tidak ada di Jepang, durian pun ada di Meidi-ya, tapi jelas impor. Demikian tergantungnya Jepang pada pasokan bahan makanan dari negara lain. Walaupun berupa negara maritim yang terkenal dengan sushi dan sashimi-nya, namun ikan, teri, udang, cumi, gurita, semua masih impor.
Yang heboh baru-baru ini, diresmikan perjanjian pasokan besar-besaran satoimo (semacam talas) dari Indonesia. Satoimo yang hambar tak enak (menurutku) itu pun, kalau tak ada dalam menu hidangan, takkan terasa lengkap bagi mereka.
Namun setidaknya, dalam perihal beras (sebagai hal yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari baik di Jepang maupun Indonesia) Jepang masih unggul dengan kemampuan memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri, ketika Indonesia yang mengaku negara agraris malah sibuk mengimpor beras...
Dan inilah contoh strategi jual mereka yang cukup sukses...
Beras Akitakomachi dari propinsi Akita merek Crystal Dragon, dan Koshihikari dari Fukuyama merek Rose of Versailles...
Entah siapa yang bertanggung jawab mengarungkan berasnya seperti ini. Apakah distributor, dinas pertanian propinsi, atau jangan-jangan berdasarkan selera petaninya sendiri...???
Lalu, berapa royalti yang diperoleh para mangaka dari penggunaan gambar-gambar ini, atau jangan-jangan kerja sukarela?
Yang mengherankan, adalah bahwa kedua komik ini justru berlatar belakang budaya yang tidak kenal beras dan nasi.
Arianrod adalah calon dukun di daerah Celtic Irlandia, sementara Oscar de Jarjayes dan Marie Antoinette itu bangsawan kerajaan Perancis...
Dan begitu dicicipi, yah tetap sajaaa berasnya berasa akitakomachi dan koshihikari, tidak ada bau wangi eropa-eropanya sama sekali. Macam mana pula, yahahahaha... (^o^;)
Tentunya masih akan lebih serasi kalau beras Indonesia-lah yang dipasarkan dengan gambar "Panji Koming" "Konpopilan" "Nagageni 212" "Jampang Jago Betawi" dannn lain-lain.