For friends who love strolling around Bandung, we recommend you to visit this glorious landmark, at the elite intersection of the Jalan Pahlawan and Surapati - Hasan Mustafa (a.k.a. Suci, the primary artery road of Bandung). Emerged around new year 2010, its existence has since been competing with the statue of the notorious Barry Soetoro boy at Menteng Park.
Dikirim oleh Kanti pada 27 Maret 2010
But this monument is a lot more valuable so that it is heavily guarded by a police post and surrounded by strong barbed wire. No common people allowed to go near enough to touch it, so there are some assumptions that it's built from a very precious material that is rarely found on earth. It is also that important to replace some shading trees with tasteless garden and shove away creative public space for street musicians to make room for this thing.
There's no written explanation anywhere around the monument regarding the symbols that the local government or the unknown mysterious artist intended to display. Some debates already spread around among the citizens of Bandung about what this monument stands for and what kind of meaning or interpretation is to be communicated to the society through its unique shape. So there are some possibilities on how it is called.
(a) Monumen Cucian (Laundry)
(b) Monumen Jemuran (Hang & Dry)
(c) Monumen Kelantangan (The Bleach)
(d) Monumen Baju Loakan (Second-hand)
(e) Monumen Terendam Comberan (Submerged in Sewer)
(f) Monumen Korban Banjir (Flood Casualty)
(g) ...
You can suggest what title is most appropriate for this monument. We might even make a poll for it.
So, don't miss taking your photos with this important landmark of Bandung, before some people become sane enough to tear it down.
Bagi kawan-kawan yang gemar berjalan-jalan seputar Bandung, kami menganjurkan untuk menyambangi tugu megah ini, di perempatan teras Jalan Pahlawan dan Surapati - Hasan Mustafa (alias Suci, jalan arteri primer Bandung). Muncul di sekitar tahun baru 2010, keberadaannya telah menyaingi patung tenar bocah Barry Soetoro yang baru digusur dari Taman Menteng.
Namun, monumen ini jauh lebih bernilai sehingga diberi pengamanan penuh oleh pos polisi di sebelahnya dan dikelilingi oleh kawat berduri yang sangat kuat. Tidak ada khalayak umum yang diizinkan menyentuhnya, sampai beredar dugaan bahwa tugu keren ini dibangun dengan bahan amat berharga yang jarang ditemukan di bumi. Betapa pentingnya mengganti pohon peneduh dengan taman tak berselera dan menggusur ruang publik kreatif bagi pengamen demi memberi tempat bagi benda ini.
Tidak ada penjelasan tertulis di mana pun sekitarnya terkait perlambangan yang dimaksudkan oleh pemerintah daerah ataupun seniman misterius yang menciptakannya. Beberapa debat telah beredar di kalangan warga Bandung tentang untuk apa monumen ini didirikan serta apa makna atau penafsiran yang ingin disampaikan kepada masyarakat melalui keunikan bentuknya. Ada beberapa pilihan panggilan yang telah tersaring:
(a) Monumen Cucian (Laundry)
(b) Monumen Jemuran (Hang & Dry)
(c) Monumen Kelantangan (The Bleach)
(d) Monumen Baju Loakan (Second-hand)
(e) Monumen Terendam Comberan (Submerged in Sewer)
(f) Monumen Korban Banjir (Flood Casualty)
(g) ...
Anda dapat mengusulkan judul apa yang paling tepat bagi monumen ini. Kita akan mengumpulkan suara terbanyak. Jadi, jangan ketinggalan mengambil foto dengan tugu penting Bandung ini, sebelum datang orang yang cukup waras untuk membongkarnya.