Selasa, 06 April 2004

Dio dan Olin

Berkunjung ke Yodkali, ternyata yang menerimaku adalah Teh Dio, seorang senior di SMA. Penggemar AKIRA yang sejak dulu pintar menggambar dengan rapi, dan menamatkan studi di Seni Rupa.
Tiga tahun yang lalu, aku langsung mengenali namanya ketika mata tertumbuk pada sampul sebuah buku di rak seorang adik angkatanku yang cihuy ketika menginap di apartemennya di Tokyo coret.
"Oh, novel-komik ini mBak?" (Uuuu aku gak suka dipanggil mBak!!!!) "Teman-teman liqo saya yang mengirimkannya, mungkin supaya saya tertarik untuk berkerudung."

Isi ceritanya (yang ditulis oleh seorang pria dengan mengharubiru, yang aku temui bersama Dio juga kemarin) adalah tentang seorang remaja putri yang mempertahankan pergaulan plural di sekolahnya, bersahabat dengan penganut Kristian dan ras Cina, namun tetap memantapkan hatinya untuk mulai berjilbab... Arrghh seperti mata pelajaran PMP! Sebagai fiksi, misinya ditampilkan mentah-mentah, dan itu agak menggangguku untuk menikmatinya. Atau mungkin aku sudah bukan remaja?

Tapi salut lah. Tentu sulit untuk memperhalus penyampaian ketika pemahaman pembacanya rata-rata juga masih dangkal. Pengalaman si Olin dan kawan-kawannya memang mungkin nyata terjadi, dan adik angkatanku akhirnya berjilbab juga (walaupun aku meragukan keputusannya itu dipengaruhi buku ini, namun siapa tahu para remaja lain di luar sana menyambutnya dengan perasaan "gue banget").

Seri no-mik ini telah sukses beredar beberapa jilid dalam bendera Divisi Anak dan Remaja Mizan asuhan oom Andi Yudha, ilustrator Mio yang pernah masuk liputan NHK-Jepang dalam usahanya memperjuangkan buku anak-anak. Kini mereka sedang meluncurkan Ensiklopedia Bocah Muslim, pengenalan terhadap dunia melalui kacamata Islam dan ayat Quran.

Teh Dio sendiri akan berhenti Juni depan, untuk memulai babak baru kehidupannya sebagai pengantin baru. Selamat dan semoga bisa kembali berkarya.





Tidak ada komentar: