Jumat, 23 September 2005

Wallflower di Aichi Banpaku

wallflowerAichi Expo 2005 dilengkapi dengan berbagai perangkat menyamankan suasana, seperti tenda-tenda berlapis air dan semprotan kabut kering untuk meneduhkan jalan-jalan perlintasan antar zona. Namun, tak ada yang lebih nyaman daripada Bio Lung, "paru-paru" berupa gang panjang berdindingkan panel-panel yang ditumbuhi berbagai macam tanaman, terletak di belakang layar lebar di expo plaza. Sebuah percobaan menghijaukan kembali kota yang telah terwabahi gedung pencakar langit.
Di jendela-jendelanya, bukaan yang mengintip ke pelataran plaza Chikyuu no Hiroba tersebut, bertirai Hyoutan (dan bawang bombay juga sih) yang bergelantungan pada batangan bambu!
hyoutanwindowbiolung

Usaha penghijauan tidak hanya terbatas pada zona ini saja. Berbagai bangunan di zona pemerintah dan zona korporasi (nippon-kan, toyota, osaka gas, mitsubishi, etc) pun tak ketinggalan bercocok tanam dirimbuni dedaunan, rerumputan, dan hyoutan...

Adalah suatu tantangan untuk menemukan formulasi yang tepat bagi simbiosis bangunan dan tumbuhan. Salah sedikit, beton pun akan hancur terkena ibasan akar para pelopor, atau kecambah layu kekurangan makanan dari pori-pori semen yang kering kerontang. Seberapa jauh model penghijauan seperti ini bisa diterapkan, ya... Pengen deh lihat tol Pasupati dibrewoki tumbuhan juga, sehingga Bandung berhiber lagi...

morizoukikkorotrees

Rabu, 21 September 2005

Ai no Chikyuu Haku, in blablabla

aichiballoonSorry, got writer's block. It's supposed to be about:
- Display
- Indonesian Pavilion
- Sampah
- roda roda roda
- from Karakuri Ningyo to Mr Roboto
too much is not enough.
wait for some momento puriisu

Senin, 19 September 2005

Sangkar Bambu di Aichi Banpaku


aichijapanpavilion

Nippon-kan, Gerai Pemerintah Jepang di Nagakute menampilkan layar 360° untuk sebuah panorama singkat sepanjang tujuh menit. Dan untuk penjelasan lain mengenai perkembangan ekonomi, perubahan iklim, dimanfaatkan berbagai sistem visualisasi tiga dimensi. Tapi, pembungkus segala kecanggihan teknologi ini, sebagai penghemat energi, seluruh bangunan dilingkupi oleh... anyaman bambu!

globalvillage
Kompleks bangunan lainnya yang menggunakan pelindung bambu ada di Chikyuu Shiminmura, alias desa LSM dunia. Di sini, diselenggarakan berbagai kegiatan permainan antara lain untuk menjelaskan keterbatasan bahan bakar, keterbatasan makanan, aneka polusi lingkungan secara ringan dan menarik. Pada hari-hari terakhir, malam harinya mereka menyalakan lilin di dalam tabung bambu, menghasilkan suasana syahdu. aichikolintangSelain itu sekeliling desa ditanami rumpun bambu, dan kolintang bambu aneka nada digelantungkan untuk dimainkan oleh siapa saja yang lewat.

Pikir-pikir, ke mana nih partisipasi Indonesia??? Padahal dengar-dengar gosip waktu hari Indonesia 17 Agustusan, Saung Udjo tampil di Expo Hall mengajak penonton bermain angklung bersama. Bahkan angklung tersebut dibagi-bagikan sebagai oleh-oleh. Tapi tidak ada sama sekali jejak musik angklung di desa ini!

takechashitsu
Sementara di wilayah Seto, di antara berbagai seni instalasi, didirikan sebuah ruang minum teh portable yang cukup manis, terbuat dari bambu dan papan-papan berlubang. Walaupun tembus pandang, namun cukup terlindung dan sejuk sehingga kita bisa beristirahat dan menumpang shalat di sini.

Di pelatarannya, berbagai kegiatan yang berhubungan dengan bambu juga diselenggarakan. Ada yang menggelar pertunjukan dongeng Putri Kaguya seperti diceritakan kemarin (kebetulan karena bertepatan dengan Tsukimi), dan ada pula yang membuat prakarya seperti baling-baling bambu, papan nama, jangkungan dan lain-lain. Hidup bambu p(^o^)q


aichibamboocraft

Minggu, 18 September 2005

Ai no Chikyuu Haku, in Comics

Buta Hijau #... (duh lupa udah hitungan ke berapa ini?)

morizou-kikkoro
Daya tarik Aichi Expo terutama bagi anak-anak (termasuk diriku) adalah kedua maskot yang kawaii, kakek-cucu Morizou dan Kikkoro. Makhluk-makhluk pohon yang mengingatkan pada the Ent dari LotR, Oscar the Grouch dari Sesame Street (di areal expo ini ada 17 macam klasifikasi sampah yang harus dipisahkan ke tong masing-masing), Piccolo dari Jump (entahlah, habis namanya mirip-mirip juga seeeh), Little Green Men, dan...
tonarinotottoroTonari- no- Tottoro dari Ghibli. rumahnya Satsuki dan Mei sang tetangga juga menjadi salah satu tampilan utama di expo ini, sampai antrian untuk memasukinya sudah sejak dua bulan sebelum expo dimulai... Dan aku cuma bisa mengintip di balik pohon, hiks... Oh ya, letak rumah ini ada di seberang kolam Hyoutan di dalam hutan!

Selain itu tak ketinggalan Doraemon (mengasuh acara di layar televisi lebar di lapangan tengah, dengan baling-baling bambu dan pintu ke mana saja, mengintip kegiatan anak-anak di berbagai penjuru dunia), Manusia Purba Gon (kali ini terbit dalam bentuk roti, mengasuh pengenalan peradaban paling awal: makanan) Tintin (tokoh kebanggaan paviliun Belgia, selain juga Schtroumpf dan Anjing Flanders), Gegege no Kitaro (hantu hutan dari serial terkenal), dan Moomin (serial Finlandia yang dianimasikan di Jepang). Dua yang terakhir, berkaitan dengan kehidupan perkampungan yang ramah lingkungan.

aichigegegeaichihajimegon

Bagaimanapun juga, pengaruh karakter komikal cukup kuat dalam menanamkan kecintaan pada alam dan sikap ramah lingkungan pada masyarakat masa kini.

ChibaTetsuyaSejalan dengan Aichi Expo 2005, Penghargaan Manga Digital mengumpulkan, memamerkan dan menilai berbagai karya seluruh dunia dengan tema "bumi, manusia, dan mammoth".
Dan untuk memperingatinya, hari ini dan besok (18-19 September) persatuan manga digital menyelenggarakan diskusi atau seminar dengan pembicara antara lain Monkey Punch yang dikenal dengan karyanya "Lupin Generasi III" (yang difilmkan Ghibli), Chiba Tetsuya pengarang "Ashita no Joe" (seri BoyAction), Satonaka Michiko (mangaka aliran perempuan/budayawati) dan kawan-kawan, serta kegiatan relay manga yang melibatkan para pengunjung ikut mengerjakannya bergantian.

Sabtu, 17 September 2005

Tsukimi (Memandang Bulan)

Bulan purnama dalam dongeng jepang diasosiasikan dengan kelinci. Namun selain itu seperti diceritakan dalam ketika-bambu-berbunga, tersebutlah sebuah kisah berdasarkan peristiwa nyata di zaman Nara, mengenai seorang putri yang memilih bunuh diri daripada menerima pinangan penguasa saat itu, Yamato no Oocho yang berada di pihak musuh keluarganya.
Selain dipandang sebagai teladan perempuan yang memegang harga diri tak tertarik pada kekuasaan, sebagai bumbu perayaan yang dipengaruhi budaya cina "mooncake festival" kisah ini mewarnai acara memandang bulan, yang disesuaikan dengan kalender lama jatuh pada malam ini.
Walaupun tidak diketahui dengan pasti siapa pengarangnya dan kapan terbitnya, namun kisah ini disebutkan dalam catatan Murasaki Shikibu pada pengantar novel kuno Genji Monogatari sebagai karya yang telah terkenal di masanya. Dalam Konjaku monogatari (terbit pada masa setelah Genji), kompilasi dongeng rakyat yang dimanfaatkan untuk menyampaikan ajaran Buddha, kisah Kaguyahime alias Taketorimonogatari tercantum versi ringkasnya.
Versi yang dihilangkan adalah perincian mengenai lima pria yang melamar sang putri, satu persatu ditolak dengan berbagai syarat mustahil (seperti Loro Jonggrang menolak Bandung Bandawasa nih), antara lain: mustika naga (dragonball nih), kimono kulit tikus api (kimononya inuyasha nih), cawan tempat minum Buddha (mirip mitos ksatria meja bundarnya raja
Arthur nih), yang dikabulkan oleh para pria tersebut dengan akal-akalan cerdas yang sayangnya ketahuan juga... dan akhir cerita bahwa ketika terbang ke bulan, sang putri menyerahkan obat hidup abadi untuk sang kakek yang mengasuhnya. Sang kakek merasa ini tak perlu, sehingga menyerahkannya sebagai pelipur patah hati sang raja yang telah ditolak. Sang raja malah menyuruh pasukannya membakar obat tersebut bersama dengan surat-surat dari sang putri ke puncak tertinggi di Jepang, sehingga asap terus keluar dari gunung fuji.
Sayangnya legenda ini hangus karena gunung fuji sudah tidak aktif...

kaguyaorigamiaichitaketori