Sebagai sebuah seri yang terbit di Shonen Jump --majalah manga remaja bernapaskan semangat persahabatan dan persaingan sehat-- Death Note mengambil tema gelap yang tidak biasa. Namun kesempurnaan pencapaiannya dapat dicatat sebagai manga jempolan lintas genre horor/aksi/ supernatural/mind game/detektif (/gothic-lolita?) yang menampilkan berbagai fenomena kontemporer, terutama berkaitan dengan kecanggihan teknologi sekuriti dan penyusupan privasi.
Yang menyeramkan di sini bukan gore bergelimang darah yang bikin muntah a la serial misteri, melainkan justru keliaran nalar mengenai masalah keadilan hukuman mati dan kecenderungan fasisme dalam diri manusia.
Saking tenarnya, seiring dengan tamatnya serial ini minggu lalu, paruh awal manga ini langsung diadaptasi ke layar lebar, dan ditayangkan dalam dua pecahan, bulan Juni ini dan Oktober depan. Tapi otz, tidak usah menonton filmnya!!! Pemerannya menurut saya pribadi kurang pas mewakili tokoh-tokoh utama sehingga tidak menyampaikan ketegangan dan kepuasan seperti yang diperoleh dari membaca cerita ini. Lebih baik menikmati dalam bentuk komik aslinya saja.
Sinopsis
Tersebutlah dunia shinigami (dewa kematian) yang terpuruk dalam kebosanan abadi. Salah satunya yakni Ryuuku, mencari hiburan ke dunia manusia dengan menjatuhkan sebuah buku tulis hitam yang sampulnya sudah dilengkapi sebagian peraturan penggunaannya dalam bahasa Inggris agar siapa saja bisa memahami ... (Lho kenapa tidak Mandarin sekalian? Katanya pengguna Mandarin lebih banyak daripada pengguna Inggris ...) Setiap pemilik nama asli yang dicatat dalam buku tersebut pasti mengalami kematian dalam waktu dekat.
Entah kebetulan, entah takdir, buku itu dipungut oleh seorang Yagami Raito (dengan kanji bulan, 月 dibaca Light. Arti lengkapnya cahaya dewa malam). Putra polisi yang bercita-cita terjun ke bidang hukum, tetapi menyadari keterbatasan kekuasaan hukum yang dapat diterapkan, menjadi kesal dan bosan juga terhadap dunianya.
Dengan niat mulia memperbaiki dunia dan mewujudkan cita-citanya menjadi "dewa di dunia baru yang bersih dari orang jahat", Raito mencatat nama pelaku kriminal seluruh dunia secara berturut-turut, untuk membuat manusia takut melakukan tindak kejahatan. Namun kematian mereka sekaligus dalam jumlah besar tanpa sebab tersebut menimbulkan kecurigaan mengenai adanya orang di belakang peristiwa ini. Masyarakat dan media massa menganugerahi sebutan "KIRA", maksudnya killer, "pembunuh" dalam lidah Jepang serapan Inggris. Sementara itu, Interpol meminta seorang detektif jenius beralias L untuk menjadi penasihat di markas polisi.
Dari sinilah sorotan utama komik ini: Kedua pemuda jenius saling menipu, bermain kucing-kucingan, mempertarungkan kecerdasan tingkat tinggi.
Apakah L berhasil menangkap KIRA sebelum lebih banyak korban jatuh?
Apakah KIRA berhasil membongkar nama asli L untuk menghabisinya sebelum ditemukan?
Bagaimana KIRA terus membunuh para pelaku kriminal di sela-sela penyelidikan L, memanfaatkan batasan penggunaan buku tersebut?
Karakter
Raito adalah putra kebanggaan keluarga, pria idaman calon mertua, pelajar teladan jenius berkharisma, juara pertama ujian tingkat nasional, juga pemberani berdarah dingin. Sosok yang mengesampingkan keinginan duniawi, menerobos maju tanpa ragu. Ia sama sekali tak tertarik pada harta dan wanita, tetapi justru menjadikan keduanya sebagai alat untuk meraih tujuan tahta di balik layar. Sikap kejam dan ketegaran syaraf yang tak runtuh oleh rasa bersalah, kepercayaan diri yang tak tergoyahkan ketika terkepung, dan keras kepala menegakkan keyakinan pribadinya.
L, digambarkan dengan baik kesenjangan antara penampilan polos, kecenderungan autisme, gerak-gerik yang unik dan logika berpikir yang meloncat-loncat. Manusia eksentrik dibungkus kulit jenius. Mungkin dia dapat ditunjuk sebagai sosok ideal seorang otaku atau hikikomori, yang tidak bergaul di dunia nyata, namun mampu menguasai dunia hanya dari kamarnya lewat jaringan komunikasi dan nama palsu. Sangat asyik memperhatikan bagaimana dia merunut misteri dengan kehebatan otak yang mengerikan.
Ryuuku, shinigami keren berpenampilan death metal modis yang kecanduan apel, pada awalnya seakan hanya terseret ke sana kemari oleh gerakan sang KIRA, namun sesungguhnya dia cerdas, licik, dan yang paling memegang kendali dalam semua peristiwa ini.
Matsuda, polisi yang masuk kerja melalui nepotisme, namun memiliki semangat keadilan tinggi. Kontras dengan kedua "raksasa" muda tersebut di atas, dia jujur, lemah, penuh kebimbangan layaknya manusia secara umum. Dalam beberapa hal dia mengagumi KIRA yang berhasil menurunkan tingkat kejahatan, namun dia jugalah yang berjuang habis-habisan untuk menangkapnya.
Kondisi kejiwaan tokoh-tokoh lain juga digambarkan dengan teliti, membangun situasi yang kompleks dan membuat kita mempertanyakan kembali alasan hidup dan tata nilai kebenaran yang kita sendiri anut, terutama yang menyangkut rasa tanggung jawab dan keterlibatan pada dunia: Apakah gerakan Raito maupun L itu wujud dari altruisme atau egoisme? Di mana sebenarnya letak batasan kedua hal tersebut???
Manga ini sempat mendapatkan kecaman dan dilarang beredar di beberapa sekolah, karena murid-murid ditemukan terpengaruh untuk ikut membuat buku catatan hitam yang ditulisi daftar nama orang yang tak disukai. Cerita ini dianggap "menimbulkan pikiran jahat". Namun beberapa pihak membela, dengan alasan bahwa pelarangan seperti itu akan mengekang kreativitas.
Spoiler
Akhir cerita, yang mau tahu silakan highlight paragraf di bawah ini:
"Raito mati, dan dunia kembali kacau seperti semula, tanpa azab. Namun sebagian orang merasa kehilangan dan membentuk sebuah agama yang memuja KIRA di malam bercahaya bulan. Setidaknya, cita-cita Raito menjadi dewa di dunia baru, tercapai."
3 komentar:
wah ulasan menarik. ada anime-nya gak ya?
eh situ dah gabung di http://id-anime.info belum?
Anime, akan tayang akhir tahun setelah kedua film orangnya keluar. *saya gak begitu hobi nonton anime*
Kalau mau tahu ceritanya ada versi terjemahan inggris (bajakan?) di http://stoptazmo.com/death_note/
Bahkan versi novelnya juga terbit, untuk orang-orang yang lebih tersentuh dengan rangkaian kata-kata gombal.
Tetep aja LEBIH ASYIK KOMIK™
ah..memang surganya mesum kok. Buat apa 72 bidadari? anak laki2 manis? sungai alkohol? surga kok bernuansa bar striptis begitu...
Posting Komentar