Sebelumnya: Bambumuda: Titik! Koma?
Smilies pada awalnya dimaksudkan sebagai penanda "tukgling" dalam tulisan, memilah mana yang humor dan mana yang bukan. Namun seiring beragamnya perasaan orang yang terlalu rumit untuk diungkapkan, muncullah berbagai bentuk smilies lainnya.
Kemarin ini, sebuah penelitian membuktikan bahwa dalam mengungkapkan dan membaca perasaan, orang Amerika cenderung mengutamakan gerak bibir sementara orang Jepang cenderung mengutamakan gerak mata.
Bedakan antara :-) (dilihat dengan kepala miring ke kiri)
dengan (^_^) (dilihat dengan tegak)
2007-07-04: situasi emoticon dunia: artikel dalam bahasa Jepang
2007-05-10: Americans and Japanese Read Faces Differently
2007-05-13: Culture Determines Which Emoticon You Use
Ini memang perbedaan budaya, bahwa orang Jepang cenderung menahan perasaan sementara orang Amerika cenderung memamerkan rasa senang dengan menarik bibirnya, walaupun belum tentu dia benar-benar sedang tersenyum.
Menyambut 25 tahun lahirnya smileys oleh Scott E Fahlman dari CMU (walah, segenerasi senseiku dong yak), Yahoo menyelenggarakan emoticontest, lomba rancangan smiley baru di Amerika, India dan Vietnam, ditutup tanggal 31 Juli 2007... Siapa mau ikutan?
Menurut Scott sendiri dalam sebuah wawancara bulan ini, dia sendiri tidak begitu menyukai emoticon yang dianimasikan. Namun dia akan senang bila ada yang bisa menggambarkan perasaan seperti dalam lukisan "The Scream" Edward Munch. Haha, benar juga.
Saya belum tahu, apa komentar dia terhadap ragam emoticon zasetsu (putus asa) a la Densha Otoko...
orz . Or2 . On_ . OTZ . OTL . O7Z . Sto . Jto . _no . _| ̄|○
Tidak ada komentar:
Posting Komentar