Mungkin memang akibat Kutukan sang Mawar Ungu, setelah puas menyumpah-nyumpahi bunga itu, aku malah memperoleh seikat: kali ini bukan Ungu, bukan pula Jingga, malah lebih parah lagi: warna Merah Jambu, warna Sakura. Besar-besar pula...
Seandainya yang memberikan ini orang sepantaran, pasti akan aku hina habis-habisan.
Pertama, kayak tidak tahu saja aku tidak suka bunga yang dipetik. Kalaupun di pot, malas merawatnya. Lebih baik hiasan bambu atau rumput kering yang tahan lama.
Kedua, harga satu ikat bunga sebagus itu bisa jadi lebih dari 20 dolar: sudah cukup untuk dipakai membeli satu-dua jilid komik atau manga.
Sayangnya kali ini aku tak dapat menolak dengan alasan di atas: karena yang menyerahkannya sedang menjabat rektor almamaterku, dalam suatu prosesi acara reuni. Jadi yang perlu disalahkan adalah panitia seksi acara. Siapa??? Hayo ngaku!
Dalam acara tersebut, dilakukan peresmian himpunan alumni, HAKU. Nama ini adalah singkatan dari Kyodai Dosokai versi quasi-Bahasa. Sementara ini, semua sudah setuju menyebutnya demikian. HAKU bisa ditulis dengan kanji 「博」 dari hakushi (hakase-doktor), atau hakubutsukan (museum). Aku sendiri ingin menyebut Haku tokoh naga putih dari film Sen to Chihiro no Kamikakushi: Nigihayami Kohakunushi... Tapi tentunya tidak ada yang memahami.
Yang jelas, acara ini disambut dengan cukup antusias oleh para alumni almamater. Banyak yang angkatan atas, sudah jadi profesor, dekan, dsb masih bersedia hadir. Semoga saja himpunan ini bisa dilanjutkan ke arah yang menjanjikan secara keilmuan...
1 komentar:
apa kabar kanti ?
Jadi intinya kalo enggak cucok sama mbak ini, mbak ini bakal keluar tanduk deh...eitss.....maaf mbak...kan enggak suka dipanggil mbak ya...hehehehe.....maaf lho mbak:))
Posting Komentar