Menurut seorang mantan wakil redpel CNN dalam sebuah diskusi bulan lalu, pemilu AS kali ini tahun ini akan menjadi titik balik sejarah demokrasi. Masing-masing calon presiden mempunyai ciri khas yang mendobrak tradisi pemilu AS selama ini: baik dalam hal ras, gender, maupun usia. Dan ia menunjukkan bagaimana masyarakat AS mengalami kejenuhan. Menurut statistik, 70 juta orang menderita insomnia, 143 juta orang kapok terhadap promosi lewat telepon. Mereka melawan balik dengan menyaring kuman, bising, dan iklan, dan mereka cenderung terbuka untuk berubah: 44 persen berganti agama, 60 persen pindah jurusan di kuliahan, dst. Perubahan persepsi publik ini juga akan memengaruhi hasil pemilu. Tercatat juga bahwa minat terhadap Pemilu AS di Indonesia meningkat pesat tahun ini.
Barusan Ms.K, seorang tamu yang sebenarnya penganut republikan konservatif, mampir membagikan oleh-oleh magnet Obama, karena orang Indonesia diketahui sangat fanatik terhadap calon satu ini: bukan hanya karena beliau pernah hidup di Indonesia, namun karena lebih terlihat menjanjikan perubahan. Walaupun demikian, Ms.K masih juga berusaha menjelaskan bahwa bahkan calon dari Republik pun menjanjikan perubahan.
Ceritanya ia akan menyelenggarakan sebuah seminar mengenai Pemilu AS di Indonesia.
Berhubung pengamat ahli yang didatangkan tidak begitu dikenal di Indonesia, rekan-rekan mengusulkan agar tema diskusi dibuat sedemikian rupa dikaitkan dengan pemilu Indonesia 2009 maupun pilkada, dan ada pembicara pendamping dari Indonesia.
Namun Bos berkata lain. "Yang penting bagi peserta ternyata bukan prosedur pemilunya, tapi lebih kepada implikasi hasil pemilu terhadap Indonesia pada khususnya, atau Asia Tenggara, atau dunia pada umumnya. Orang Indonesia lebih tertarik pada Pemilu AS daripada Pemilu Indonesia, jadi tidak usah mengaitkannya dengan Pemilu Indonesia."
"It's funny you say that," ujar Ms.K, "that Indonesians are more interested to American Election than your own country's election. Meanwhile in our own country, Americans are more interested to AMERICAN IDOL than their presidential election!"
"Oh, please don't compare that, because we Indonesians are surely more interested to American Idol than any other elections in the world, too."
***
Ngomong-ngomong suatu saat tiba-tiba Bos bertanya, "Kamu ngobrol apa sama Mr.H? Dia kagum sama kamu. Dia bilang, kamu cool!"
Ternyata Mr.H itu seorang Amerika, editor majalah yang menyapa saya sehabis diskusi tentang pemilu dan perubahan Amerika itu, dan setelah bicara basa-basi sekenbanashi gak penting, bersambungnya ke...
"So you are Minang girl? So you follows Matriarchy?"
"Oh no, I think matrilineal is different than Matriarchy. We do follow mother's line of family, but that doesn't necessarily mean we women have political power."
"Wow, nobody points that out before... Wow..."
"Heheheh..."
"Wow, you are smart, just like my wife. She is a Sundanese, but she owns the Indonesian, and all the Asian Idol production."
Halah...
Bahwa saya cool, ya iya lah, masa ya iya dong. Tapi, di mana pula ya letak kesamaan saya dengan pemilik Asian Idol? Mana sudi saya memproduksi b-e-r-h-a-l-a-? (Mohon maaf deh buat Ibu Asian Idol)
2 komentar:
Yang jadi masalah, diantara calon presiden AS ini masih belum terlihat ada yang punya kiat khusus untuk meredam konflik dunia, terutama di kawasan Timur Tengah.
yang keliatan beda, mccain masih feeding on fear (of terrorism), sementara obama memperlakukan terrorism sebagai "another crime". Kalo kata saya mah, karena orang sini masih mengasosiasikan terorisme - islam - middle east, beda sikap mccain dan obama soal ini bakal beda banget juga kebijakannya terhadap middle east.
eh..teu nyambung nya, Dian? :D
Posting Komentar