Senin, 04 Oktober 2010

Yotsuba & Angklung!

Baru pertama kali lihat uang receh seribu rupiah baru yang tipisnya seperti koin game center. Tapi secara gambarnya angklung (dan Gedung Sate), jadi gak tega mencela...



Bicara tentang angklung, ada pandangan menarik dari teman SMP saya yang pewaris Koesoemadinata, bahwa...
Memainkan angklung dengan tangga nada barat artinya belum merdeka!
Apalagi ilmuwan Indonesia sudah pernah meneliti "laras sejati" yaitu tangga nada salendro-17 yang kabarnya mencakup seluruh tangga nada di dunia sehingga lebih memenuhi unsur rasa manusia secara universal, seperti diterapkan pada gamelan Ki Pembayun (yang kini hilang tak berjejak?)

Ah, tapi apakah tangga nada diatonis milik barat dan pentatonis milik timur? Bukankah nada itu sebenarnya universal?

Selamat ulang tahun ke-30 untuk KPA SMAN 3 Bandung.
Semoga sering-sering tampil di luar negeri tidak jadi lupa akan perlunya mengembangkan kebudayaan di dalam negeri.
Ayo dukung angklung di AngklungisIndonesia.com/



Semoga dukungan pemerintah Indonesia terhadap angklung juga semakin besar (tanpa harus mengaransemen lagu-lagu SBY).

Bonus, ini foto Yotsuba waktu tampil di Festival Bambu Nusantara kemarin...

Tidak ada komentar: