Ronde kedua belas (((detoks webtoon))) disela oleh berbagai peristiwa yang bikin senewen dari segala arah sepanjang Oktober. Namun, komik yang dibaca cukup istimewa, terjemahan dari Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia oleh salah seorang tamu penginapan #SaungBambuMuda 👩🏽💻
Agak tersendat menamatkan dan mengulasnya karena buku ini masuk kategori 21+ tahun ke atas sementara saya masih mentok di usia 18 menuju 55 👶
Pemandangan Himalaya digambarkan dengan menakjubkan penuh pengalaman mistis tapi sepertinya isi cerita punya misi meruntuhkan cara pandang masyarakat Barat terhadap kesucian negeri di atas awan yang tercitrakan melalui komik "Tintin di Tibet" atau film "seven years in Tibet" 🏔️
Perempuan jelata diremehkan, diperas, dan dilecehkan oleh pejabat, pendeta, maupun sesama masyarakat walaupun ada kesan bahwa keimanan membuat mereka tetap hidup taat gembira 😇
Betapa berbagai masalah praktis dianggap dapat terurai hanya dengan membaca mantra jutaan kali, bukan bertindak secara langsung 📿
Kepatuhan terhadap dogma agama mengenai kekosongan, kefanaan, dan takdir, menjadi alasan para petingginya menyangkal kemajuan iptek 🤖
Menjadi bahan renungan bagaimana agama yang seharusnya memerdekakan setiap diri dengan tunduk cukup hanya kepada Yang Maha Esa bisa sangat mudah disalahgunakan menjadi alat penindasan dan eksploitasi oleh sistem dan oknum tertentu 🕉️
Sebagai catatan, ini karya orang Barat tentang Tibet, bukan ditulis oleh orang asli daerahnya, bukan pula persaksian pribadi tokoh Barat tentang perubahan cara pandang mereka yang awalnya tersepona pada citra kepolosan luhur kemudian tercerahkan pada kenyataan setelah berkecimpung di lapangan atau semacamnya. Jadi terasa hanya rekaan fiktif tidak otentik tidak dianggap serius ✒️
Entah kenapa juga penerbitan terjemahan ini mendapatkan subsidi pemerintah Belanda, apakah ada maksud politis tertentu?🧧
#bacakomik
#dirumahaja
#danboard
#danbogram
#danbography
Pemandangan Himalaya digambarkan dengan menakjubkan penuh pengalaman mistis tapi sepertinya isi cerita punya misi meruntuhkan cara pandang masyarakat Barat terhadap kesucian negeri di atas awan yang tercitrakan melalui komik "Tintin di Tibet" atau film "seven years in Tibet" 🏔️
Perempuan jelata diremehkan, diperas, dan dilecehkan oleh pejabat, pendeta, maupun sesama masyarakat walaupun ada kesan bahwa keimanan membuat mereka tetap hidup taat gembira 😇
Betapa berbagai masalah praktis dianggap dapat terurai hanya dengan membaca mantra jutaan kali, bukan bertindak secara langsung 📿
Kepatuhan terhadap dogma agama mengenai kekosongan, kefanaan, dan takdir, menjadi alasan para petingginya menyangkal kemajuan iptek 🤖
Menjadi bahan renungan bagaimana agama yang seharusnya memerdekakan setiap diri dengan tunduk cukup hanya kepada Yang Maha Esa bisa sangat mudah disalahgunakan menjadi alat penindasan dan eksploitasi oleh sistem dan oknum tertentu 🕉️
Sebagai catatan, ini karya orang Barat tentang Tibet, bukan ditulis oleh orang asli daerahnya, bukan pula persaksian pribadi tokoh Barat tentang perubahan cara pandang mereka yang awalnya tersepona pada citra kepolosan luhur kemudian tercerahkan pada kenyataan setelah berkecimpung di lapangan atau semacamnya. Jadi terasa hanya rekaan fiktif tidak otentik tidak dianggap serius ✒️
Entah kenapa juga penerbitan terjemahan ini mendapatkan subsidi pemerintah Belanda, apakah ada maksud politis tertentu?🧧
#bacakomik
#dirumahaja
#danboard
#danbogram
#danbography
Tidak ada komentar:
Posting Komentar