Selasa, 22 April 2008

Omnia Mutantur, Nihil Interit

Dalam semangat daur ulang...

Jaket ski dan jeansku yang sudah lama dihemat-hemat tidak dipakai, selama setahun lebih lenyap tak tentu rimbanya, muncul kembali tiba-tiba. Ternyata pada suatu hari kedua benda itu dalam keadaan terbungkus sehabis dicuci, diletakkan di daerah kekuasaan kakak sepupu. Kakak sepupu menyimpannya ke kolong tempat tidurnya dengan perasaan melaksanakan kewajiban sebagai yang menumpang di rumah untuk mengurus titipan, sementara kami tidak pernah terpikir untuk mengutak-atik bungkusan itu karena mengira itu barangnya kakak sepupu. Tentu saja dicari ke mana-mana sampai membongkar gudang tidak ketemu juga. Barulah ketahuan waktu pindahan kamar.

Ketika aku sedang tercengang takjub penuh syukur, adikku yang beraliran minimalis berujar, "Memang barang itu kalau tidak dipakai, justru hilang. Makanya kalau nggak mau kehilangan, pakailah selalu, gak perlu dihemat-hemat segala."

Sepatu dan sandalku sekarang tidak ada satu pun yang beres. Yang satu sobek, satu patah solnya, dua lepas lemnya, dua kotor tak dapat dibersihkan lagi. Semua itu adalah sepatu dan sandal yang sangat aku sayangi, karena sangat "gue banget", dan semua itu rusak dalam jangka waktu yang berdekatan. Yang tiga memang dipakai sehari-hari, namun yang tiga lagi justru yang dihemat-hemat, hanya akan dipakai dalam acara tertentu, karena warnanya juga khas dan hanya sesuai dengan baju-baju tertentu.

Ketika aku sedang berkabung meratapinya, adikku berujar lagi, "Namanya barang memang sudah nasibnya akan rusak karena terpakai, nah kalau nggak dipakai tetap rusak juga, kan sia-sia, makanya mendingan dipakai saja sampai rusak."

baranghilangMoral cerita ini:
Milikilah hanya barang yang akan dipakai, jangan pernah memiliki barang yang tak akan dipakai.

***

Kabarnya, kepemilikan tanah dalam hukum Islam juga tergantung pada penggarapnya. Kalau tidak digarap selama tiga tahun (?) hak kepemilikan akan lepas bagi orang lain yang siap menggarap.


Jangan-jangan, demikian juga dengan persahabatan. Kalau tidak dimanfaatkan untuk berinteraksi, bisa kehilangan kontak. Dan kalaupun dimanfaatkan habis-habisan malah jadi bosan, kesal, bahkan merusak persahabatan itu sendiri, bukankah memang itu risikonya (???)

Dan adikku pun menambahkan, "Soal cowo juga begitu."

Tidak ada komentar: