Rabu, 04 Februari 2009

Lanjutan Topeng Kaca ・「ガラスの仮面43」

Mbbbwahahaha!
Setelah lebih dari 5 + 6 + 4 tahun penantian? Hah 15 tahun???
Kelanjutan manga yang berusia lebih tua dari saya ini terbit juga.
topengkaca43
Untuk siapa? Untuk apa? Mengapa? Kamu berusaha memerankan tokoh Bidadari Merah? Untuk siapa? Untuk apa? Mengapa? Aku bercita-cita mementaskan panggung Bidadari Merah?
Aku juga sama denganmu. Kini baru kusadari. Di kota besar ini, tak seorang pun mau -atau mampu- percaya akan keberadaan Bidadari Merah. Bidadari Merah hanya ada di atas panggung sandiwara. Ketika pentas selesai, semua lenyap bagaikan mimpi malam hari. Hati dan ucapan Bidadari Merah, di hadapan dunia nyata tidak memiliki realita.
Buatlah aku percaya akan Bidadari Merah! Buatlah orang merasakan kenyataan akan Bidadari Merah. Bahwa di dunia nyata ini, Bidadari Merah itu ada. Untukku, dan untuk semua orang yang menontonmu. Yang bisa melakukan itu, hanyalah...
--- Hayami Masumi, di atas jembatan penyeberangan ---

Jilid 1 terbit awal tahun 1976, bahkan saya pun belum lahir.
Jilid 40 terbit September 1993, menyambut bunkoubon...
Jilid 41 terbit akhir tahun 1998, menyambut animasi video.
Jilid 42 terbit akhir tahun 2004, menyambut panggung Noh.
Dannn jilid 43 terbit awal tahun 2009, demi Opera Topeng Kaca.

Ternyata dibandingkan dengan naskah yang sejak Agustus lalu dimuat bersambung di majalah, ketika dikemas ke dalam buku jilid 43 alias "Kedua Akoya jilid 2", yang terbit beberapa hari yang lalu, masih tetap ada beberapa perubahan yang cukup signifikan, antara lain melibatkan bintang-bintang jatuh (secara Leonid dan Geminid lagi happening, kali ya).
Ringkasannya kira-kira (SPOILER ALERT! Highlight kotak di bawah):
  • Sakurakouji Yuu memutuskan hubungan dengan Mai karena ingin jujur pada diri sendiri, dan menyatakan akan tabah menunggu Kitajima Maya yang berjanji akan menjawab perasaannya selesai pentas percobaan;
  • Hayami Masumi di bawah hujan deras (deuh dramatis banget) di atas jembatan penyeberangan, mengilhami Maya dalam memahami perannya, bahwa untuk membuat orang percaya, ia harus terlebih dahulu percaya, dan berusaha 'menjadi';
  • Himekawa Ayumi melakukan olah tubuh hebat dengan alat-alat senam indah, dan dipuja-puji oleh media massa yang sebaliknya merendahkan Maya yang berkubang lumpur;
  • Kedatangan seikat besar mawar ungu disertai ungkapan gombal "aku percaya padamu lebih dari siapa pun di dunia ini" mencerahkan kembali hati Maya yang patah semangat;
  • Takamiya Shiori heran melihat reaksi Masumi yang sangat ekstrim terhadap mawar ungu, dan mulai curiga;
  • Dari tempat menyepi beliau, Tsukikage Sensei (Ibu Mayuko) malah menyatakan bahwa saat ini Maya masih lebih unggul, dan turun gunung untuk melihat persiapan kedua murid kesayangannya itu (Wah, adegan ini, kalau dihitung halaman terbitan majalah 12 tahun lalu, seharusnya bari muncul di 5-7 buku kemudian!!!)

Setelah buku ini, ternyata masih ada lanjutan yang terbit lagi di majalah... Baguslah, semoga benar-benar ditamatkan, bukan sekadar promosi opera.

Cukup menggelikan melihat si Hayami Masumi berlagak polos -setelah sekian tahun generasi berganti, masih begitu-begitu sajakah tingkahnya? Terlebih lagi mempertimbangkan jajaran shojo manga lainnya yang sudah menganut pola pikir yang berbeda. Penggunaan alat canggih seperti telepon genggam pun tidak membuat komik ini bisa mengejar ketinggalan (atau justru degradasi penurunan moral) dari yang lainnya. Mungkin bagus juga tetap demikian.

Kalau dibandingkan dengan ribuan lembar kisah bertele-tele(novela) versi majalah tahun 90-92 yang batal dibukukan itu, para pengemar hendaknya memaklumi kerja perfeksionis bertahun-tahun untuk menggantinya. Betapa setelah 17 tahun menerbitkan komik secara teratur, dan tersendat selama 15 tahun berikutnya --berarti 32 tahun berkubang dalam komik satu ini!!!-- sepantasnyalah sang pengarang ingin melepaskan karyanya dari jebakan cerita-cerita picisan. Upaya beliau kali ini, mengarahkan sebuah kisah cinta terlarang dan perjuangan karir menjadi hikayat pencarian akan ketuhanan, patut dihargai.