Opera ini tampil di Saitama 8-24 Agustus, Osaka 29-31 Agustus, Kyushu 5-7 September. Tentu asyik juga melihat bagaimana manga ini tampil dalam format opera. Semua menyanyi, pun! Apalagi, para pemeran yang diperoleh melalui audisi kemarin cukup menarik: Maya yang berasal dari keluarga biasa, diperankan oleh putri pasangan selebritis berusia 24 tahun yang telah lumayan berpengalaman; sementara Ayumi yang seharusnya putri pasangan seleb, adalah gadis biasa 19 tahun yang belum berpengalaman di dunia seni peran, walaupun tampaknya telah dibekali ilmu kesenian yang mencukupi seperti balet klasik.
Dulu tahun 1997, sisa-sisa genkou yang semakin terlarut oleh suasana telenovela diluncurkan juga demi meramaikan Drama Seri. Padahal tankoubon yang diterbitkan, sejak edisi dua putri sudah lumayan banyak digambar ulang supaya jadi lebih ringkas dan padat dan tidak terlalu sering mengulang neta. Pada saat dramanya berlanjut ke seri 2, hasil gambar ulang nomor 41 terbit, dan muncul sebagai tankoubon demi meramaikan OVAnya.
Setelah tujuh tahun berlalu dalam sepi, tiba-tiba nomor 42 muncul demi meramaikan panggung Noh Bidadari Merah: sebuah terobosan nyata dalam mengangkat kebudayaan Jepang, cita-cita sang pengarang banget memang, sih. Kini, empat tahun kemudian, demi opera, muncullah lembar-lembar calon nomor 43 (yang oh siapa tahu masih akan berubah lagi pada saat diterbitkan jadi buku). Ceritanya... hmmm, gak perlu spoiler kan?
***
Kalau sudah begini, saya bongkar-bongkar lagi deh satu kardus fotokopian "maboroshi no garakame", ribuan halaman genkou yang sudah terlanjur terbit sia-sia di majalah Hana to Yume, yang telah tersimpan sepuluh tahun di laci saya. Ingin sih menscan-kan, tapi gempor. Dijumlah-jumlah bisa mencapai jilid 48, ceritanya tidak terlalu penting. Tapi menjadi bukti nyata suatu proses berkarya yang terbelah dua antara tuntutan konsumerisme dan pencapaian haute-couture. Barang langka yang sering jadi rebutan orang. Jangan-jangan mahal juga dilelang. Siapa berminat?
Walaupun usahanya untuk menggaet lapisan pembaca masa kini terlihat terlalu memaksa, bagaimanapun juga saya salut terhadap keteguhan Miuchi Suzue untuk memelihara manganya. Pada saat fokus perhatiannya sedang di gerakan keagamaan dan tidak sempat mengolah manga ini dengan serius, daripada membiarkan karya terakhir terbit begitu saja dengan setengah hati antara "ingin cepat berlanjut namun tidak ingin cepat tamat", beliau memilih memeramnya sekian puluh tahun dan mengabaikan jeritan para penggemar (sampai pada titik yang menyadarkan mereka bahwa ada kehidupan lain bagi mereka di luar manga...)
Apalagi ternyata proyek adikarya Bidadari Merah yang digambarkan dalam manga ini sesungguhnya layak dimanfaatkan untuk menelusupkan ide besar Miuchi Suzue sendiri mengenai bentuk keagamaan khas Asia Timur yang beliau anggap paling tepat bagi Jepang: "Perkawinan" antara Buddha dan Shinto. Salah-salah menggambarkan, nanti bisa-bisa malah merusak kepercayaan para pengikutnya.
Siapa tahu, dengan melibatkan diri pada proses produksi format-format lain dari manga ini (drama, animasi, panggung tradisional noh, opera, dll, apa lagi nih yang bakal keluar), beliau memperoleh umpan balik yang dapat digunakan untuk mempermulus alur cerita, dan menghasilkan argumen yang lebih mantap mengenai agama yang beliau idam-idamkan.
Bagi yang penasaran sama komiknya, dapat melipur lara dengan memainkan boneka kertas Maya dan Masumi:
http://homepage2.nifty.com/suzu/doll/doll_1.htm
http://homepage2.nifty.com/suzu/masumidoll/masumidoll_1.htm
14 komentar:
*dulu kirain pengarangnya meninggal...*
thx liputannya...
iya, kok banyak ya yang bilang pengarangnya meninggal? siapa sumber gosipnya, pengen nabok deh.
ga pernah baca...
Baru teringat sekarang, kalau pernah lama sekali menunggu.
hanya demi kepentingan promosi..hik..hik..
gimana nasib penggemar....??
@animavie: ya kan 'hanya' pakai tanda kutip. makanya,
- semoga kegiatan opera dkk ini bisa jadi umpan balik yang menyemangati pengarang melanjutkan cerita, dan
- semoga para penggemar tersadarkan untuk tidak lelah menanti lagi... v(^o^)v
@iyun: hebat lah iyun, tegar menahan gelombang, ga keseret promosi men-temen laennya seperti aku kebawa arus dulu itu.
@nengirma: berarti neng irma termasuk yang sudah sadar akan 'kehidupan lain' dunk yah? heu heu heu
Oh? He'eh ya...
dan bagiku..dirimulah Kanti si pembawa arus itu..hehehe:D
thanks linknya, informatif sekali blog ini..
dahulu sekali, saya pernah sesekali membaca manga online topeng kaca yang sudah sampai ayumi menjadi buta..sayang sekarang entah dimana link-nya
@uyung: idih bukan! saya bahkan ngoleksinya baru setelah di jepang. saya bacanya juga pinjam dari bivi dan tri.
@sesouvenir: Saya masih punya sih, fotokopian lanjutannya lengkap sampai yang terakhir kali diterbitkan paksa untuk promosi drama televisi '97, barang langka bo! Tapi mempertimbangkan isi dan alurnya yang gak karuan ala telenovela, mendingan gak usah saya sebarluaskan online ya. Menghormati keputusan pengarang untuk menahannya, tunggu saja hasil gambar ulangnya, seaneh-anehnya jalan cerita pasti sudah lebih terpikirkan dengan matang.
aneh, kenapa cerita jadi condong telenovela, ya.. ada pendapat?
anda beruntung, bisa punya fotokopian lanjutan, sementara kami2 ini penggemar yang (semoga tidak sampai) mati penasaran...^^;
@sesouvenir: tampaknya untuk mengulur-ngulur waktu karena belum bisa menamatkannya dengan akhir yang cukup meyakinkan, dibuatlah "filler" dengan inspirasi telenovela mexico (thalia dkk) yang kebetulan pada saat itu sedang membanjiri dunia.
Posting Komentar