Dunia alay gonjang-ganjing oleh perseteruan antara dua tim fanatik.
Tim Edward mengagumi sosok penghisap darah berkepribadian misterius yang terkutuk namun gagah perkasa, cerdas, kaya-raya, dan mengendarai mobil mewah. Mereka tidak peduli ia pelaku KDRT atas nama cinta. Mereka percaya, sesungguhnya ia pemuda berhati mulia yang tabah menahan diri.
Tim Jacob meyakini bahwa pujaan mereka lebih hangat, lebih manusiawi daripada saingannya, dan membela kepentingan mereka tanpa pamrih sebagai sesama rakyat jelata. Mereka abai bahwa serigala sering dianggap rendah oleh sesama manusia sedangkan sejatinya adalah makhluk liar pengincar ternak yang tak bakal sanggup mereka jinakkan.
***
Selama kedua belah tim berseteru cakar-cakaran jambak-jambakan dengan sia-sia, tidak ada yang menyadari masalah paling mendasar, yakni bahwa sesungguhnya Bella itu hanyalah seorang cewek manja bodoh yang tidak terlalu penting untuk diperebutkan, sedangkan mereka telah terjebak dalam kisah rembang petang demokrasi omong kosong belaka.
(2)
"Tapi Bella tidak bisa hidup tanpa Edward, masa kalian tega membiarkannya mati rindu, malah mendukung si anjing buduk?" tantang tim Edward kepada tim Jacob.
"Apa sih yang kalian lihat dalam diri lintah keparat itu? Makhluk gentayangan di balik kabut!" sanggah tim Jacob. "Mendekatinya berarti cari gara-gara dengan Volturi!"
Tim Edward terhenyak. Tidak ada seorang pun yang menyadari betapa Bella terpikat oleh Edward akibat hal remeh: menemukan suatu rahasia, bahwa sosoknya gemerlapan memantulkan pelangi jika terpapar sinar mentari.
***
Dan bumi pun perlahan ditelan kegelapan bulan baru.
(3)
Tim Edward menganggap Jacob sekadar keset kaki kumal yang terhampar di depan pintu untuk menjegalnya, sementara bagi tim Jacob, Edward bagaikan kucing porselin rapuh dengan cakar melambai-lambai yang dipajang di samping kasir, sekali tersenggol akan hancur berkeping-keping.
***
Dalam ketegangan yang semakin meningkat, tiba-tiba segelintir rombongan tim Jacob melolong-lolong menyayat hati ke arah sang rembulan jagung biru. Seakan-akan mereka juga turut menjelma menjadi gerombolan serigala yang terinjak-injak oleh ujung sepatu. Beberapa moncong yang paling bising di kalangan mereka menyenandungkan beredarnya desas-desus bahwa Jacob berbulu hitam, yang mereka tuduhkan dipicu oleh pihak tim Edward.
Para penonton pun saling berpandangan kebingungan... "Lho, lalu apa salahnya dia dibilang hitam? Bukankah namanya memang Jacob B-l-a-c-k?"
***
Suasana pun diperkeruh oleh gerhana yang dalam sesaat menelan sinar mentari ke dalam kelam yang mencekam.
(Catatan redaksi, untuk pengetahuan Anda: Berdasarkan bukti-bukti baik yang tercantum pada kartu jati diri kelompok serigala maupun pernyataan para saksi, warna bulu Jacob disebut sebagai cokelat karat.)
(4)
Menurut tim Jacob, Edward menyia-nyiakan seabad lebih keabadiannya hanya sebagai remaja kolot yang tidak pernah benar-benar beranjak dewasa. Dia hanya meniru-niru kharisma Gilbert Blythe, kebangsawanan Mr Darcy dan keangkuhan Mr Rochester, tanpa menebar daya tarik keCullenan yang asli.
Sementara bagi tim Edward, Jacob hanyalah domba karbitan agar menumbuhkan bulu-bulu serigala terlalu cepat dewasa akibat ancaman yang membayang-bayangi sukunya. Padahal, dia adalah bagian dari generasi yang kehilangan akar jati diri, buktinya namanya pun kebarat-baratan, bukan menggunakan bahasa Quileute lagi.
***
Diam-diam di pinggir tebing berbatu karang,
diiringi deburan ombak menggapai pantai,
Edward dan Jacob duduk bersulang,
memecahkan gelas biar ramai.
Mereka sepakat untuk mengambil dua jalan,
sebelah kanan dan sebelah kiri,
semata-mata demi mengecoh lawan,
menjaga Bella dari intaian Volturi.
Semua demi Bella, dan hanya Bella,
si cewek manja egois histeris tak tahu diri.
Tentang tingkah laku tim-tim masing-masing,
ternyata kedua alay itu sama sekali tidak peduli.
***
Dan fajar pun menyingsing menyibak hari.
(5)
Tim Jacob berlaku seolah-olah mereka telah menjadi bagian dari suku Quileute, memandang tim Edward sebagai pelanggar tapal batas yang harus segera diusir dari wilayah ini. Tim Edward pun berlaku layaknya keluarga Cullen, dengan serta-merta mengernyitkan hidung setiap ada tim Jacob lewat, seolah-olah mereka telah tertular bau khas yang menjijikkan. Apakah mereka siap berdamai ketika kisah ini tamat?
***
Dalam naskah aslinya, di akhir hayat Bella jelas-jelas memilih Edward sekaligus beserta keabadiannya. Kemudian, mereka berdua menerima Jacob sebagai calon menantu. Dari satu sisi, tampak semua berakhir bahagia. Namun belum tentu demikianlah pendapat pihak yang berada di sisi lain.
Jika sebaliknya Bella memutuskan untuk tidak tertarik menjadi bagian dari mayat hidup sehingga memilih Jacob, apakah mereka berdua bersedia menyambut Edward sebagai calon menantu?
Edward berumur panjang, namun apakah ia dapat hidup tanpa Bella? Apakah ia dapat menerima putri dari Jacob, dengan bau khas yang akan membuat hidungnya mengkerut, sebagai jodoh sepanjang hayat?
***
Berbagai pertanyaan akan muncul dari berbagai kemungkinan alur yang berbeda, selanjutnya terserah Anda. Kita hanya bisa menanti dan berharap agar karya para penggemar dapat menyinari kegelapan masa depan bagaikan mentari di tengah malam.
(Penafian: Untuk menghindari kesalahpahaman bahwa saya penggemar cerita sampah dengan tokoh bernama sama, dengan ini saya tegaskan bahwa judul di atas sesungguhnya dapat diganti dengan Tim Sasuke dan Tim Naruto.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar