Tampilkan postingan dengan label jepang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jepang. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 11 April 2020

Mari Cuci Tangan

Tahun 2020 gini
ternyata masih pada harus belajar cuci tangan 🥴
Mari kita pantau pedoman ampuh dari Jepang 🗾


Boiben tenar pada masanya ... 👨‍🎤⛈






tapi terjemahannya beda dari kosakata yang dipakai.
Kalau secara harfiah (belum menyesuaikan ketukan lirik ya)
saya coba kira-kira begini 🎵🎶


Salam kenal 👋
Mohon (kerja sama) yang baik 💪
Banyak berkeliling 🎠
Memanjatkan doa 🤲
Jimat keberuntungan 🧧
Genggam erat-erat 🤳
Mari cuci tangan 2x 🚰


Usap-usap cuci 👏
Ulur-ulur cuci 🙌
Gosok-gosok cuci 🖖
Genggam-genggam cuci ✊
Ulir-ulir cuci 🤙
Putar-putar cuci 👌
Mari cuci tangan 2x 🚰


Bentuk tata bahasa yang menyambungkan kata kerja (-shite)
"Te"-nya dipelesetkan jadi kanji tangan. 手
Yang begini mah apa boleh buat, sulit diterjemahkan euy

Yang berikutnya, lebih asyik nih ... PPAP lagu pelajaran bahasa Inggris dasar (?) yang sempat melejit empat tahun lalu sebagai lagu terpendek di tangga Billboard, 🖋🍍🍎🖋

kini tampil dengan wajah baru, belajar cuci tangan, belum kehilangan daya tariknya, masih tetap tak bosan bikin geli-geli geuleuh 🤚🧼





Cuma ya ampun ngebut banget ya gerakannya ... tapi kalau sudah 20 kali sehari melakukannya selama sebulan ini sih gak masalah lagi lah.





Lalu b
Untuk yang ingin memilih sendiri lagu pengiringnya, bisa bikin poster langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar di 

Selasa, 02 Mei 2017

Beasiswa MEXT untuk lulusan SMA

Menyambut penghardikan nasional.

Kartini mengalihkan beasiswa Hindia Belanda karena memilih menikah dapat dana dan kuasa untuk buka sekolah sendiri daripada keburu tua di menara gading, sedangkan Agus Salim menolak tidak sudi menerima lungsuran yang tidak menghargai prestasi pribadinya dan memutuskan bahwa pendidikan kolonial adalah doktrin berbahaya yang harus dihindari oleh anak-anaknya.

Berbeda dari kawan lain yang menjadikannya titik tolak membangun karier, saya sendiri menyambut hasil pampasan perang, remah-remah tebusan dari kesengsaraan leluhur ini dengan niat awal sekadar butuh dana kuliah yang belum tentu mampu disediakan oleh keluarga, ingin mampir ke Disneyland (halah), dan terutama tertarik mengakses manga dari sumber asli. Selain itu karena telanjur lolos saringan, harus menghindarkan sekolah saya kejeblos daftar hitam seandainya saya berkecut hati mengundurkan diri.

Mungkin saya salah satu yang sangat beruntung kebagian berangkat bersama teman angkatan yang lucu-lucu dan berjumpa dengan rekan-rekan negeri lain, sempai-kohai dkk, sehingga ketiga cita-cita saya yang cemen rendahan itu pun segera terkabul, walaupun sebaliknya mungkin justru merugi kehilangan momen-momen masa remaja yang jauh lebih layak dialami di tanah air gara-gara berangkat terlalu cepat. Kalau soal akses ilmu, lah zaman sekarang mestinya sih bisa diperoleh dari berbagai sumber dengan lebih leluasa. Tapi bukankah hidup adalah bagaimana menikmati pilihan?

Beasiswa Monbukagakusho pemerintah Jepang kembali dibuka bagi program S1, D3, dan D2. Silakan disebarkan kepada siapa saja yang punya saudara, anak cucu, keponakan, teman, tetangga sebelah, dll lulusan SMA dan sederajat tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya yang barangkali berminat dan bernyali untuk mengikuti jejak kami :-*

Informasi lengkap http://www.id.emb-japan.go.jp/sch_slta2018.html




Selasa, 01 November 2016

Pena, Buah, dan Catatan Kematian

Kegilaan PPAP, lagu absurd yang telah memecahkan rekor dunia sebagai lagu terpendek yang masuk 100 besar tangga billboard, rupanya menular ke tokoh shinigami satu ini ...



Entah apakah lagu ini terilhami pelajaran bahasa Inggris di Jepang, atau asli meledek Steve Jobs (yang katanya tidak merekomendasikan stylus tapi setelah kematiannya Apple Pencil diperkenalkan), atau ada muatan esek-esek yang hanya dapat dipahami kalangan tertentu, yang jelas nada dan tariannya telah menjangkau berbagai lapisan khalayak dengan beragam tanggapan, geli ataupun jengkel.

Kebetulan, Death Note memang sering bertemakan pena dan apel dalam ilustrasinya. Sementara nanas? Boleh dibilang pengejawantahan sosok Ryuuku. Hihihi. Kesempatan ini pun dipakai untuk memperkenalkan sekuel generasi baru Death Note: Light Up the New World.

Kabarnya DN versi holiwut ada pemutihan, cari Yagami Light dapat White Salami. Eh tapi yang jadi L orang negro, berarti bukan pemutihan juga sih ... Layakkah sebagai pilihan tontonan?

Saya belum menamatkan Death Note versi drama, dengan pendekatan baru watak Light dan L sebagai "manusia biasa" seorang wota (penggemar idola yang kena risak) dan seorang obosama (anak juragan yang manis manja)...

Kemarin dulu sempat menonton di pesawat Garuda manga dari pengarang yang sama, tampil sebagai film orang Bakuman (2015). Sayang, tokoh utama, Saiko dan Akito diperankan oleh pemeran Kenshin dan Sojiro dari Rurouni Kenshin! Seolah-olah tidak ada aktor lain saja yang bisa diandalkan. Entahlah rasanya peran Sato Takeru menjadi anak SMA terlalu tua walaupun saat sebagai Kenshin terlalu muda masih cukup berterima (seperti dulu itu, Fujiwara Tatsuya bagi saya tidak pantas memerankan Yagami Light walaupun juara saat memerankan Shishio).

Namun, seperti apa pun ceritanya, selama itu karya Jepang, mari kita coba hargai. Dan tidak terbayangkan juga bagaimana mengholiwutkan Bakuman, secara pertarungan bisnis manga, apalagi di lingkaran Shonen Jump, adalah tema yang sangat khas Jepang ... Kalau a la holiwut, pasti harus berubah menjadi pertarungan bisnis DC vs Marvel vs komik independen.

Masalahnya, kita kan masih trauma DB Evolution hiks. Walaupun penulis naskah setelah 7 tahun akhirnya minta maaf, produser tetap harus menebusnya dengan karya yang lebih baik! Karena semangat DB adalah pertumbuhan watak dan penemuan jati diri. Ahaha haha ... Sebagai hiburan, mari nikmati saja pilot episode Trunks karya adaptasi dari penggemar, "Dragon Ball Z: Light of Hope" (2015). Konon sekuel berikutnya kembali mengalami gangguan perubahan campur tangan produser ... lingkaran setan tak berujung.

Berhubung kita sudah membicarakan tiga manga Shonen Jump, kepalang tanggung sekalian saja lanjut ke yang lain.
Gosipnya One Piece film orang mulai digarap, Luffy diperankan oleh pemeran Yagami Light dari DN versi drama. Cari-cari berita, yang ketemu hanya iklan game One Piece (Ener dan Croc? Kekuatan petir dan pasir berbenturan menjadi kaca?)
Sementara itu, Naruto tampil di panggung Jepang, dan sudah mulai diolah Lionsgate untuk versi holiwut. cx ,xcy`.

Kamis, 01 September 2016

Tatanan Dunia pada Jam Tangan

Kami sekeluarga tidak ingin terkekang oleh waktu ⌛ maka selalu bingung ketika memperoleh hadiah kenang-kenangan berupa jam tangan, jam meja, atau jam dinding, mau dipakai atau diletakkan di mana. Lagian, saya kan bukan Rangga versi LINE. Masih ada jam yang diperhatikan sih, yakni jam matahari ☀ dan jam gawai (di laptop dan telepon genggam).

Namun, pernah juga suatu masa kami menyempatkan memakai jam tangan. Di tahun terakhir sekolah dasar, saya memakai Casio ⌚ digital lungsuran dari seorang pengusaha batu kalimaya. Sedangkan Tissot ⌚ adalah merek kenangan yang dipakai ibu saya sekitar tahun '90an.

Menemukan iklan ini melalui taut Asian Crush, kenangan tersebut muncul kembali.



Tissot tersebut diperoleh ibu saya sebagai bonus proyek meubel di sebuah studio desain di Bandung. Talinya dari kulit ular putus sehingga mata jamnya dicemplungkan ke gelas porselin pajangan. Suatu hari, jam tersebut hilang. Tak lama, ditemukan kembali oleh polisi di lapak depan pasar Cihaurgeulis. Gelangnya sudah berganti dengan kulit kambing potongan kasar berumbai-rumbai a la koboi. Pembantu rumah tangga yang telah bekerja selama sebulan lebih, yang diperoleh melalui yayasan dari poster di tiang listrik, akhirnya mengaku mencurinya. Barangkali dia menganggap itu barang yang tersia-sia.
Hari yang menyedihkan, menyadari bahwa masih ada kepercayaan yang tidak boleh diserahkan, sedangkan kami pun masih terjajah oleh secercah selera keduniaan ... ☯

Yang jelas, jika ada keleluasaan, saya lebih berminat mengumpulkan pisau lipat.

Selasa, 12 Juli 2016

Mohon maaf lahir batin

Masih dalam suasana lebaran, muncul perdebatan tentang hoax pemberitaan menteri energi Jepang membungkuk selama 20 menit untuk meminta maaf atas pemadaman listrik. Adalah fakta bahwa Jepang tidak memiliki jabatan menteri energi, adanya Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri yang membawahi Badan SDA dan Energi; sedangkan foto yang digunakan mendampingi berita tersebut adalah foto direktur Honda menyapa pers.
Namun jangan sampai kita serta-merta menampik fakta bahwa ruku' (御辞儀 ojigi) memang merupakan salah satu cara pengungkapan permohonan maaf dalam adat jepang, dalam tahap sebelum sujud (土下座 dogeza).



Membungkuk dilakukan oleh berbagai pihak demi menenangkan hati masyarakat umum, mulai dari direktur perusahaan yang harus menarik produk cacat dari peredaran, kepala cabang makanan cepat saji yang ditemukan gigi dalam hidangannya, sampai boyband tenar yang nyaris berpisah. Kondektur kereta akan membungkuk pada para pelanggan kalau kereta terlambat 5 menit. Eksekutif Tokyo Electric Power Company (Tepco) membungkuk atas terjadinya pelelehan reaktor nuklir Fukushima.



Dalam masyarakat patriarki Jepang, bahkan ada aturan khusus permintaan maaf untuk perempuan!
Untuk kesalahan paling fatal seperti menghabiskan simpanan pacar di pasar berjangka; atau mendaftarkan pacar kultus tanpa permisi.



Pada 2013, film Raja Permohonan Maaf (謝罪の王様 shazai no oosama) menampilkan berbagai kasus yang perlu diselesaikan dengan teknik-teknik canggih dalam meminta maaf, disesuaikan dengan peristiwa dan tingkat keparahan masing-masing.
Ada permohonan maaf disertai salto, piramida, dll sesuai situasi dan kondisi.








Cerita tersebut adalah versi lebay dari kenyataan saat ini.

Permohonan maaf adalah masalah yang kita semua harus hadapi pada titik tertentu hidup kita. Walaupun kita ingin menganggap diri sempurna dan telah memperhitungkan semuanya, pada kenyataannya tidak ada yang lepas dari kesalahan dalam kehidupan pribadi dan profesi. Melalui permaluan menebus kesalahan tersebut kepada orang-orang yang telah kita dzalimi, kita tumbuh sedikit dewasa dan hasilnya menjadi manusia yang lebih baik.
Namun, berkat jalur baru bisnis di Jepang, kita tidak perlu lagi dipermalukan! Mengapa harus menempuh semua rasa takut dan jijik menghadapi kenyataan tersebut, ketika kita mampu membayar orang lain melakukannya untuk kita? Dengan demikian kita dapat kembali kepada hal-hal penting dalam hidup, seperti menangkap Pokemon atau menonton sinetron.

Bukan serta-merta berarti jasa ini hanya untuk orang yang bermaksud melalaikan tanggung jawab. Banyak orang cemas akan ketidakmampuan mengungkapkan penyesalan, dan di sanalah sepatah "maaf" yang diwakilkan dapat lebih ampuh ketimbang ucapan langsung yang buruk.
Cara lembaga ini menangani situasi beraneka ragam tergantung kebutuhan klien. Misalnya, mereka mungkin mengirim seseorang berpura-pura menjadi orang tua untuk meletakkan aturan dan putus dengan kekasih manja yang tidak memahami pertanda yang kita tunjukkan. Mereka juga mungkin hanya menelepon ke kantor berpura-pura menjadi istri kita pada hari kita ingin bolos dan payah meniru suara orang sakit jika menelepon sendiri.
Beberapa agen maaf yang ada di internet:
  • Shazaiya Aiga Pro: 25,000 yen (US$240) untuk permintaan maaf tatap muka dan 10,000 yen ($96) untuk permintaan maaf melalui surat atau telepon; Buka 24 jam per hari, 7 hari seminggu.
  • Yokohama Benriya Natchan: Perkiraan harga disampaikan melalui konsultasi telepon dan mereka menawarkan permintaan maaf sambil menangis yang khususnya manjur terhadap orang marah.
  • Nihon Shazai Daikokao: Harga dasar 3,500 yen ($33) per jam.

Yang terakhir sepintas tampak cukup murah, tapi menurut wawancara NHK, satu sesi antara bakal mantan yang bertengkar dan pemeran orang tua pasangannya bisa berlangsung sampai 12 jam.
Bisnis alaminya mengundang kritik. Di luar fakta bahwa mereka memungkinkan orang untuk mengambil jalan pintas pengalaman manusia yang mendasar, mereka menganyam jaring kebohongan yang dapat mempersulit kehidupan seseorang di jalan. Walaupun demikian, sejauh pemantauan NHK belum ada keluhan terhadap dampak kegiatan tersebut. Menurut perusahaan, ini adalah karena pertimbangan yang matang terhadap situasi klien melalui konsultasi. Sekitar 40 persen dari basis pelanggan dikatakan perempuan berusia antara 20 dan 40 tahun, dan alasan yang paling laris untuk menggunakan jasa lembaga ini adalah masalah uang dan/atau pasangan.
Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa layanan ini menggerogoti kelemahan kemanusiaan, tapi saya ingin berpikir mereka di luar sana berjuang melawan yang baik dan memikul beban dosa kita seperti juru selamat pribadi kita.
Ah, sesungguhnya saya mohon maaf ... Jika Anda tersinggung dengan komentar terakhir, saya berharap Anda dapat menemukan belas kasih dalam diri Anda untuk memaafkan saya.
Lebih penting lagi, jika menurut Anda permintaan maaf barusan sangat meyakinkan maka saya bermaksud menawarkan jasa saya untuk berperan sebagai orang tua atau atasan Anda. Upah akan dirundingkan setelah konsultasi tapi saya pastikan seseorang di dalam hidup Anda akhirnya akan jauh lebih membenci saya daripada mereka membenci Anda.

Rabu, 27 Agustus 2014

Tiga kesempatan, tiga perjumpaan ・「三期三会」

(Maksudnya pelesetan Ichi Go, Ichi E ...
Euh tapi dibaca apa ya? mitsugo mitsue atau sanki sankai? 8|)

Kebetulan kemarin ini kebagian jadwal mengamen di tiga sesi, kepergok tiga kenalan lama yang tidak disangka-sangka.


  1. Pagi-pagi di antara tamu-tamu, kok ada yang cengar-cengir menyapa. Saya melongo saja, lah siapa pula ini? Padahal, dia ternyata senior yang memang sudah lama saya kontak melalui FB kalau-kalau suatu saat punya kegiatan yang nyambung. Sialnya, saya sama sekali gak hafal tampangnya karena orangnya jarang pasang foto narsis. Baru menyadari setelah pembawa acara menyebutkan namanya. Duh, sungguh malu banget.
    Ah, baiklah perlu dicatat... JANGAN sekali-kali lagi SKSD sok kenal sok dekat sebelum sempat ngopi darat. Atau setidaknya, kebagian pas foto dulu lah ya.

  2. Siang-siang pindah ke tujuan berikutnya, melewati segerombolan makhluk berseragam yang sedang bersandar di pagar beranda. Ujug-ujug ada yang menyapa lirih, "MBAK Kanti?" Lah siapa pula anak sekolahan berondong di pelosok kota ini yang bisa-bisanya mengenal saya? Eeeh bayi tetangga semasa kuliah yang dulu saya asuh, cubit-cubit, kejar-kejar, keloni, kini telah menjadi seorang remaja SMA ganteng! Dan bisa-bisanya berpapasan tanpa sengaja! Waaah...
    Tapi hei ujang, jang, coba itu ya, secara saya sama sekali bukan mbak-mbak, tapi BIBI KANTI gitu loh! Tanteu! XD

  3. Keesokan harinya, salah satu pendamping tamu ternyata adalah teman nongkrong bergadangan minum kopi nonton bioskop 10 tahun yang lalu! Tapi saya salami senyumi colek-colek di sela acara, kok dia malah kabur menghindar? Menghilang pula di setiap acara istirahat! Salah apa saya ya? Tanya teman-teman nongkrong yang lain yang masih terdampar di belahan bumi lain, katanya memang terakhir tiba-tiba dia menarik diri dari pergaulan, gak sudi lagi beramah-tamah. Berarti bukan persoalan pribadi dengan saya? Semoga tidak ada masalah khusus, yang penting syukurlah dia tampak sehat-sehat saja.


Rasanya, jadi ingin menyanyi ...
wasure nai yo tooku hanare te mo 忘れないよ 遠く離れても
mijikai hibi mo asai enishi mo 短い日々も 浅い縁も
wasure nai de watashi no koto yori 忘れないで 私のことより
anata no egao wo wasure nai de ... あなたの笑顔を 忘れないで

Tak akan kulupakan, walau jauh terpisah
hari-hari yang singkat pun, ikatan yang dangkal pun
janganlah kaulupakan, daripada diriku
senyumanmu itu tolong, janganlah kaulupakan

Sabtu, 29 Maret 2014

Angin Terbit

"... Jepang ketinggalan teknologi 20 tahun, bikin pesawat keren-keren tapi untuk turun ke lapangan masih harus ditarik lembu..." -suatu saat sebelum Perang Dunia II-



Karya Miyazaki Hayao yang (untuk kesekian kalinya diaku) terakhir, Kaze Tachinu 「風たちぬ」 (The Wind Rises), mengisahkan tokoh nyata teladan beliau, Horikoshi Jiro (1903-1978), seorang pendesain pesawat tempur Mitsubishi A6M Zero yang membuat Jepang percaya diri terjun ke medan perang.

Boleh dibilang semacam 'Habibie-Ainun' Jepang, a la animasi Ghibli tentunya, dengan latar sekitar 30 tahun lebih jadul, lengkap babak pergi studi banding ke Jerman dan dibumbui sepintas kisah kasih dengan istri tabah yang jatuh sakit... Tapi penuh khayalan ajaib dan proses ngoprek pesawatnya lebih banyak disorot.
Suara-suara mesin dan deru api kabarnya diolah dari suara manusia, sehingga gemanya menggetarkan kalbu huhuhu.
Sedang diputar di Blitz dalam bahasa Jepang terjemahan Inggris dan Indonesia, berharap versi sulih suara Inggris bisa turun juga ke 21 suatu saat nanti.

Btw kayaknya jarang lihat Miyazaki mengambil sudut pandang melintas horizontal begini, tumben ikut-ikutan gaya anaknya (atau Wes Anderson?)
Jarang juga melihat film Ghibli yang tokoh utamanya cowok, cewek-cewek hanya sampingan, dan tidak memunculkan monster-monster lucu seperti biasa.

Pesawat buatan Indonesia sendiri, mungkin ketinggalan berpuluh tahun lagi karena untuk membeli materialnya harus ditukar dengan berkarung-karung beras, eeeh itu pun sudah impor pula.

Minggu, 01 April 2012

Fire Boys Hyper Rescue 「め組の大吾」

Yang jadi bintang iklan adalah anggota tim hyper rescue Tokyo, Matsuda-san yang biasa dipanggil Nihon-no Naryo-san oleh rekan-rekan Indonesia karena mengambil peran Pak Naryo yang melatih di Ciracas.

Jumat, 20 Mei 2011

20 Mei: Drama Dokter

Terlepas dari kontroversi apakah Boedi Oetomo benar layak dianggap sebagai tonggak kebangkitan nasional atau tidak (sementara banyak orang Indonesia yang belum bisa membedakan antara Bung Tomo dengan dr. Soetomo), ilmu kedokteran memang termasuk ilmu yang paling membuka wawasan kemanusiaan, globalisasi, kesetaraan dan perdamaian, dan menggerakkan roda sejarah.

dokter jawa

Dulu, pendidikan kedokteran modern di Indonesia diterapkan hanya sekadar untuk meluluskan tenaga Mantri Cacar yang dibutuhkan Belanda mengatasi wabah penyakit di daerah terpencil. Namun begitu memperoleh sedikit pencerahan, para ilmuwan Indonesia ini tentulah menuntut kesempatan menggapai cahaya yang lebih luas dan merata.
Sebagai golongan yang paling terdahulu bersentuhan dengan modernisasi, mereka pun berjuang meningkatkan kesejahteraan rakyat bukan hanya di bidang kesehatan, melainkan juga melalui jalur pendidikan dan politik.
Sedemikian mulianya tugas berat ini. Jangan sampai peristiwa seperti kasus Prita terulang lagi. Untuk menggalang kesadaran di kalangan masyarakat maupun profesi, tentulah sejarah dan sepak terjang kedokteran perlu mendapat sorotan khusus...

teknologi canggih

Seorang rekan dokter (Panji) kemarin mengusulkan sinetron tentang "dokter perempuan tanpa make up di puskesmas daerah terpencil dengan pasien tak beralas kaki, jangan dokter spesialis ganteng dan kaya yang pasiennya cantik pakai BMW."
Uh, rasanya sudah pernah ada sinetron TVRI di masa keemasannya tentang itu. Dokter Sartika, diperankan oleh Dewi Yul. Tapi saat itu Dokter Sartika masih hidup di dalam suasana ideal: menjalankan tugas dengan mulus, obat selalu tersedia, sarana dan prasarana puskesmas cukup memadai. Kisahnya juga mungkin lebih ke soal cinta, belum jauh merinci hambatan/tantangan yang dihadapi di tempat terpencil, bagaimana mengatasinya dengan jiwa petualang yang tahan banting, dst.

terdampar di edo

Untuk membuat komik/sinetron kedokteran Indonesia yang menarik, patutlah meneladani resep manga/drama medis Jepang yang sukses.
Salah satu yang naik daun, J I N. Diangkat dari 20 jilid manga karya Murakami Motoka (2001-2010) hanya dengan sedikit koreksi alur cerita, drama ini tayang seri pertama di musim gugur 2009 dan pada musim semi ini berlanjut ke seri kedua. Bisa dibilang gabungan antara drama sejarah (a la Indiana Jones), misteri sedikit horor, fiksi ilmiah, kedokteran, chanbara (film samurai), dan... dibumbui taktik penyelesaian masalah a la MacGyver!

Seorang dokter bedah otak yang sedang kehilangan kepercayaan diri, menemukan sebuah tumor misterius berbentuk janin di dalam kepala seorang pasien gawat darurat, membuatnya menyelinap melalui waktu mendarat di zaman Edo, (20 Mei) 1862-1868!!!

di bawah sinar lilin

Walaupun masih merasa aneh dengan lingkungan sekeliling, ia segera mengikuti nalurinya untuk menyelesaikan berbagai masalah medis penyakit, cedera dan wabah yang muncul di hadapannya dengan memanfaatkan segenap pengetahuan medis modern yang ia miliki dan menyesuaikan diri dengan keterbatasan peralatan. Dan kita pun dikejutkan dengan adegan-adegan penanganan medis yang ajaib, yang membuat kita penasaran akan kebenaran ilmiahnya (antara lain membuka batok kepala layaknya membuka batok kelapa...)

batok kepala

Tidak ketinggalan ia tekun berinovasi melakukan rekayasa alat infus dengan teknologi yang ada saat itu, maupun produksi penicillin sekian puluh tahun mendahului penemuan antibiotika tersebut di dalam sejarah kedokteran Eropa!
(Walaupun saya sendiri jadi bertanya-tanya, bukankah di satu sisi antibiotika justru menimbulkan berbagai masalah kesehatan? Seandainya antibiotika tak pernah ditemukan, misalnya langsung mengembangkan probiotika atau meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara lain, apakah kedokteran saat ini bisa mengatasi masalah yang dihadapi di masa itu?)

penemuan penicillin

Ketulusan hati dan kesungguhannya segera membuat warga kota Edo terutama kalangan dokter di sana memandangnya dengan rasa takjub dan hormat, dan ia pun mulai nyaman hidup di zaman itu.
Perkenalan dan persahabatannya dengan Sakamoto Ryoma, seorang tokoh revolusi Meiji, membuatnya semakin mempertanyakan, apa tujuan nasib mendamparkannya di masa ini, apakah pisau bedahnya mampu mengukir sejarah baru? Apa dampak terhadap hidupnya sendiri? Terhadap masa depan pelayanan kesehatan Jepang?
(Tentu saja, pertanyaan itu sebenarnya hanya penyederhanaan dari sebuah pertanyaan paling mendasar dalam sejarah umat manusia... Untuk apa kita menjalani hidup dan memutuskan berbagai pilihan, seandainya garis takdir ternyata sudah ditentukan sampai terperinci di langit ketujuh?)

foto bersejarah

Kisah cinta juga digarap dengan serius, walaupun hanya bumbu dari ketegangan kasus medis dan sejarah yang melingkupinya, namun menjadi bagian tak terpisahkan dari alur cerita pencarian jati diri...
(Seolah menyadarkan kita kembali, dokter yang tulus tidak akan hanya "bermain-main dengan pasien wanitanya sebagai pengisi waktu dan melakukan aborsi sebagai usaha mencari nafkah yang mudah" -pendapat Ikatan Dokter Eropa terhadap dokter akademis Indonesia zaman kolonial...)
Cinta segitiga platonik yang terjegal rentang waktu, antara sang dokter dengan sang tunangan di masa depan yang mati suri akibat kegagalannya mengoperasi, dan dengan sang asisten, seorang putri samurai yang setia membantu sambil belajar di sampingnya. Uuu mengharukan!

terbenam

Drama ini cukup indah dari segi artistik, sorotan yang menawan, musik yang sendu, cerita yang memukau... Para pemeran benar-benar tampil handal dan "alat peraga" operasi yang tampak sangat nyata berdarah-darah dan membuat kita turut merasakan ngilu-ngilu menontonnya.
Dokter Jin dalam manga sebenarnya brewokan, namun pemilihan Osawa Takao yang sudah cukup lihai memerankan tokoh semacam ini (lihat "Hoshi no Kinka" di bawah ;p), saya rasa adalah keputusan yang sangat tepat.

Kesimpulan dalam drama ini, "Tuhan hanya memberikan kepada manusia cobaan yang dapat diatasinya..." (#eh: jadi kalau tidak dapat diatasi, artinya bukan cobaan lagi, tapi azab kan ya heheheh.)

usus buntu

Di Jepang kisah medis sangat dinikmati dan menjadi genre standar budaya manga, kabarnya kurang lebih ada 173 judul manga yang menyoroti dokter dan pekerja medis lainnya, isu-isu malpraktik, dll. Alur cerita cukup nyata karena diproses melalui studi pustaka dan lapangan yang cermat, penggambaran terperinci dan hasilnya diperiksa oleh dokter asli. 10 persen telah diangkat sebagai drama, film dan animasi.
Orang pun berempati dan merasa dekat dengan dokter, tidak lagi memandang mereka sebagai ahli pekerjaan yang suci. Diharapkan juga kepopuleran karya semacam ini berpengaruh terhadap pilihan karir anak muda dan membantu mengisi kekurangan tenaga kedokteran. Karena mengagumi tokoh tertentu bisa mencetuskan ketertarikan terhadap profesi medis...

andonat

Seandainya bisa mengolah sejarah kedokteran Indonesia dijalin dengan pergerakan kebangsaan sumpah pemuda dan proklamasi kemerdekaan, dengan alur cerita semacam tetralogi Bumi Manusia (si Raden Mas Minke sempat sekolah di STOVIA juga kan?) melalui resep "an-donat"nya Jin (yang manjur menyembuhkan beriberi, wabah penyakit di Indonesia yang sempat mengantarkan Eijkman meraih Nobel) ini, hmmm... Alangkah...
***

Beberapa manga/drama kedokteran lain yang patut disebutkan:
Jin, Black Jack, Monster

Black Jack (Manga 1973-83, Anime 2004-06)

Karya fiksi ilmiah dewa manga Jepang, Tezuka Osamu, mencerminkan latar belakang pendidikan tingginya di bidang Kedokteran Universitas Osaka, dan impiannya untuk menjadi seorang dokter tanpa surat izin yang bebas menyembuhkan gratis dan menolong orang lain tanpa terikat pakem peraturan modern. Persaingannya dengan seorang dokter euthanasia menyampaikan bahasan menarik tentang pilihan hidup atau mati.

Black Jack ni Yoroshiku (Manga 2002-..., Drama 2003)

Saitou adalah seorang dokter muda yang baru lulus. Memulai karirnya sebagai seorang dokter ia menemukan ada lebih banyak hal di balik profesi ini daripada apa yang dikira orang. Sebuah drama yang menegangkan tentang sisi gelap dari dunia medis.

Iryu- Team Medical Dragon (Manga 2002-2011, Drama 2006, 07, 10)

Kisah ini menyelami kerja keras dokter bedah jenius, Asada Ryutaro, yang dianggap sebagai pembelot karena metodenya yang tidak biasa, dan perjuangannya merevolusi cacat cela pada sistem rumah sakit Jepang yang korup dan tidak efisien, tidak dirancang untuk benar-benar merawat pasien.

Code Blue (Drama 2008, 09, 10)

Sistem Dokter Helikopter telah diresmikan di Jepang bulan Juni 2007. Satu tim medis dikirim ke pasien dengan helikopter untuk memberikan perawatan di lapangan secepat mungkin. Empat dokter muda ditugaskan di sini dan mengalami situasi traumatis, menyaksikan kerapuhan hidup, dan tumbuh sebagai pribadi dan profesional.

Nurse no Oshigoto (Drama 1996, 97, 2000, 02)

Sebuah drama komedi tentang hubungan perawat ceroboh Asakura Izumi dengan senior pengawas dan rekan kerjanya. Kegagalan demi kegagalan dia alami, namun keceriaannya memberikan dorongan semangat hidup bagi para pasien (perwatakannya semacam Candy-candy lah kali ya.) Lambat laun Izumi semakin terbiasa dengan profesinya dan memperoleh kepercayaan diri.

Dr. Koto Shinryojo (Manga 2000-..., Drama 2003, 06)

Dokter bedah muda terkemuka meninggalkan rumah sakit bergengsi di Tokyo dan pindah ke klinik di pulau terpencil di selatan Jepang. Para penduduk desa punya pengalaman buruk dengan dokter-dokter sebelumnya sehingga tidak menyambutnya dengan baik. Namun dengan sikap tulus dan bertanggung jawab dia dapat menjalin hubungan baik dengan satu per satu pasiennya.

Hoshi no Kinka -Die Sterntaler- (Drama 1995, 96)

Di sini Osawa Takao muda juga berperan sebagai dokter bedah otak yang kehilangan ingatan ketika pulang ke Tokyo dari tempat kerjanya di desa terpencil. Tunangannya, seorang perawat tunarungu mencarinya dan malah berkenalan dengan adiknya (Takenouchi Yutaka), seorang dokter juga yang selama ini merasa tersaingi oleh sang abang. Intrik perebutan kepemimpinan rumah sakit dibalut pengkhianatan dan perselingkuhan mewarnai sinetron cengeng ini.

Shiroi Kyotō (Novel 1965, Film 1966, Drama 1978 & 2003)

Perbandingan kontras antara kehidupan dua dokter mantan teman sekelas yang kini bersaing sebagai asisten profesor di Rumah Sakit Universitas Naniwa Osaka. Dokter bedah brilian Zaizen Goro berambisi meraih jabatan kemahsyuran dan kewenangan, sementara Satomi Shuji yang ramah dan rendah hati menyibukkan diri dengan para pasien dan risetnya.

Monster (Manga 1994-2001, Anime 2004-05)

Kisah thriller seorang dokter bedah otak Jepang jenius yang meniti karir menjanjikan di Jerman. Ketika ia memilih untuk menyelamatkan nyawa seorang pemuda daripada sang walikota, ia kehilangan segalanya: reputasi, karir, tunangan, kehidupan normal, malah menjadi buronan tertuduh pelaku serangkaian pembunuhan misterius. Untuk menebus kebimbangan akan apakah keputusannya saat itu benar atau salah, ia mengikuti jejak sang pasien dan menyingkap rahasia konspirasi besar di balik runtuhnya tembok Berlin, sambil menemukan betapa diskriminasi SARA masih tegak di antara batas-batas kenegaraan di seluruh dunia.

infus
dst... Saya belum memperbandingkan dengan komik maupun serial televisi Amerika karena jam terbang menonton masih kurang. Tapi saya rasa setidaknya ini saja sudah cukup menjadi referensi yang bagus untuk *dijiplak* sebaik-baiknya...

Bagi peminat menonton JIN bisa unduh (musim 1 - 11 episode) dan (musim 2 - 11 episode).

NB. Tulisan ini disusun sekalian mengenang Alm. Dr. Saiful Anwar (1905-1976), Alm. Prof. MW Haznam (1924-2008), dan seluruh warga sekampung yang berdedikasi terhadap profesi kedokteran.
dokter-dokter KG

Rabu, 20 Oktober 2010

Polisi dan Seragam Satpam

Kebijakan pertama Kapolri baru????? Para satpam kantor, selama 10 tahun ini berseragam keren, kalau gak tangan panjang biru muda/biru tua, tangan pendek hitam-hitam. Tapi kemarin dapat surat edaran dari kepolisian harus pakai seragam satpam asli, putih-biru, jadilah hari ini kembali muda kayak anak SMP.



Jadi ingat sekali-kalinya pengalaman diinterogasi polisi, 20 Oktober 1999, pelantikan presiden kapan tahu, aku sedang bergoler nyaman di siang bolong di rerumputan pinggir kali Kamo (Kyoto), eh polisi yang patroli curiga lihat sepedaku kinclong... Untung sepeda ini bukan yang dipungut dari pinggir jalan. Ada nomornya, begitu dia cek pakai HT ke markasnya ketahuan bahwa surat-suratnya lengkap pakai namaku. Tapi dia kira aku orang Korea bermarga "Kan" pula, karena tidak percaya namaku hanya satu kata.
Huh polisi ga ada kerjaan, laporan kriminalitas yang terjadi hanya sebatas kehilangan sepeda?

Tapi ada juga pengalaman baik dengan polisi Kyoto, 22 Oktober kapan tahu, ketika aku melaporkan barang tercecer ketika mengantri nonton festival api Kurama... (Pikir-pikir, kenapa kalau aku punya cerita sama polisi, mesti bulan oktober ya)

Oh ya kalau di Jepang bukan hanya polisi yang berseragam. Supir taksi dan supir bus juga, rapi, lengkap dengan topi dan sarung tangan, lho.



Ngomong-ngomong manga paling lama tahan bersambung adalah komedi polisi di Shonen Jump, Kochira Katsushika-ku Kameari Kōen-mae Hashutsujo こちら葛飾区亀有公園前派出所(disingkat Kochi-Kame). Ada animenya juga.

Sabtu, 09 Oktober 2010

Manga Michi [漫画道]

Baru sadar perlu cari bacaan baru, gara-gara sempat bingung waktu One Piece libur sebulan. Pertama kali mengubek-ubek Kinokuniya Grand Indonesia, sepulang menyeret Naomi dan Upik menonton Shinkai Makoto.

Yang langsung mencolok mata adalah sepasang nama pengarang dan penggambar Death Note, kali ini kembali berkolaborasi membuat "cerita yang sama sekali bukan fantasi!!!" Judulnya membingungkan: BAKUMAN. Tidak ada hubungannya dengan "bakugan" ternyata.


Sudah terbit 9 jilid... Oooooh ke mana saja saya selama dua tahun ini, kok ketinggalan berita? Ajaibnya ternyata hari dan jam saya menyentuh manga ini, adalah tepat saat pertama kali diputar animenya di NHK. Jadi geer, jangan-jangan ada teman di Jepang yang menonton ini lalu mengingat saya dan mengirimkan sinyal-sinyal telepati! Tapi siapa ya? Kok gak ada yang ceritaaaa. Lagian saya baca Death Note pun setelah di Indonesia...


Manga ini bisa jadi sumber info di balik layar pembuatan manga (khususnya manga Shonen Jump tentu), tapi lebih dari sekadar itu, juga teladan keseharian anak muda yang berjuang keras meraih mimpinya. Yang jelas, di sini terasa betul betapa beratnya menjadi mangaka... Sesuai judulnya BAKUMAN, menjadi pengarang manga adalah sebuah pertaruhan menyabung nyawa. Bukan hanya perlu bakat minat dan semangat, tapi juga perlu keberuntungan.


Walaupun mungkin tidak termasuk arus utama manga terbitan Jump (yang, dalam manga ini dirumuskan harus ada menampilkan pedang/katana!), tapi tetap muncul elemen khas shonen manga: "sports konjou", semangat bersaing untuk menang dalam perlombaan yang sehat antarsahabat, dan "etos kerja" ditunjukkan dengan kerelaan mengorbankan segalanya demi ketekunan. Tanpa perlu menampilkan secara klise lawan yang curang dan jahat, tanpa perlu ada tentangan dari orang tua atau pacar, modal pun sudah lengkap (studio dan peralatan warisan paman), bukankah kehidupan yang aman dan penuh dukungan ternyata tetap penuh tantangan! Oh yaa seperti inilah seharusnya cerita yang cerdas tanpa perlu intrik cengeng a la telenovela.


Apakah begini cara membuat manga yang baik dan benar? Atau begitu? Tidak ada jawaban yang tepat. Yang ada hanyalah perbedaan pendapat dan kesenjangan kemampuan. Tarik ulur antara berusaha profesional memenuhi tuntutan bisnis, dan menurutkan selera sendiri. Tarik ulur antara meningkatkan jumlah komoditas industri dan mempertahankan mutu karya seni. Tarik ulur antara realita yang serius dan fantasi yang lucu. Tarik ulur antara perlunya bersekolah untuk menambah ilmu dengan mengatur jadwal memenuhi tenggat waktu. Tarik ulur antara selera penggambar, pengarang, penyunting, dan pembeli (pembaca). Tidak ada yang paling benar, masing-masing punya alasan yang layak untuk mempertahankan pendapatnya dan melakukan tindakannya. Yang jadi masalah adalah bagaimana mengkompromikan semua itu. (Mungkin itu sebabnya pola judul tiap bab umumnya juga memasangkan dua hal yang bisa dianggap berlawanan.)


Tersingkap juga bahwa walaupun sepertiga pembacanya perempuan, ternyata Shonen Jump tetap dipertahankan dari sudut pandang anak cowok, sehingga mangaka perempuan menemui berbagai rintangan untuk berkarya di sana... (Walaupun ada pilihan kerja di shojo manga saja, Shonen Jump kabarnya adalah majalah terlaris yang lebih menjanjikan. Heee jadi kepingin juga kerja di Shonen Jump, tampaknya tempat yang tepat untuk mengusung emansipasi dan memberantas p*rn*grafi, hahaha...)
Selain itu yang asyik adalah mengkhayalkan berbagai genre manga yang dikarang oleh tokoh-tokoh kita di sini. Kira-kira itu parodi dari manga yang mana ya? Ceritanya tentang apa? Apakah itu yang dialami oleh pengarang manga sejenis?
Apalagi ternyata para penyunting di sini kebanyakan digambar berdasarkan penyunting di kehidupan nyata di majalah Shonen Jump. Mungkin juga ada referensi dari kehidupan pengarang/penyunting/penerbit manga kelompok majalah selain Shueisha, walaupun tidak menyebut merek.



Jalan Komik


Akhir Oktober ini kabarnya anak muda Indonesia juga menerbitkan komik sejenis. Bisa diintip di http://jalankomik.blogspot.com/.

Tentu alur ceritanya akan melangkah di jalur berbeda, secara proses penerimaan naskah dan penyuntingan di Koloni M&C pasti berbeda dengan Shonen Jump Shueisha. Tapi mengintip lembar-lembar awalnya, mirip juga... walaupun mengambil sudut pandang yang berbeda (BAKUMAN diceritakan melalui si penggambar, sementara Jalan Komik diceritakan melalui si pengarang). Menemukan buku tulis Fajar/Saiko yang tercecer di kelas berisi sketsa-sketsa indah, Bayu/Shujin mulai membujuknya menjadi mitra duet menggambar komik Indonesia/manga Jepang.


Bahkan sosok tokoh utamanya, mirip pula! (Mirip dari penampilan, tapi bukan dari perwatakan. Shujin adalah siswa unggulan yang cukup sehat dan selalu menyabet nilai sempurna, sementara Bayu mengabaikan nilai matematikanya yang buruk sedangkan penyakit berat mengancam hidupnya... halah tragis banget sih? Saiko anak manis yang awalnya ingin hidup biasa saja menjadi pegawai kantoran, sementara Fajar tampak berandalan hidup penuh kekerasan.)

jalan komik

Sayangnya, baru bab pertama sudah menggunakan bahasa Inggris; kenapa tidak memelihara Bahasa Indonesia? Harapan saya, semoga di halaman-halaman berikutnya tampil lebih banyak segi ke-Indonesia-an daripada sekadar lambang OSIS di dada.
(Latar belakang harimau dan naga juga terlalu berasosiasi ke penunjuk arah barat-timur budaya China, kenapa naganya tidak diganti banteng kayak di gunungan wayang? Atau badak? Atau komodo? Kenapa bukan hiu dan buaya? dll.)

Satu lagi yang saya tangkap dari intipan ini, AKSI MENGGAMBAR itu sendiri sama sekali belum terlihat di Jalan Komik. Di sinilah keunggulan artistik Obata Sensei dalam BAKUMAN. Tanpa terjebak alur cerita klise dengan aksi kekerasan ataupun tragedi yang menguras air mata, sejak awal panel-panel BAKUMAN telah menampilkan gerak-gerik sehari-hari menggambar -dan mengarang- dengan sangat dinamis dan heroik. Sementara dilihat dari iklan Jalan Komik, hanya satu panel yang tampak bergaya heboh norak, itu pun ketika si tokoh meniru gerakan tokusatsu di televisi... rada maksa.


Yeah sebagai pemula amatiran dengan dewa profesional, apalagi antara komik Indonesia dengan manga Jepang yang sudah punya pola rutin khasnya, belum sebanding pastinya. Kalau memang ada resep-resep ampuh yang patut ditiru, saya rasa tidak ada salahnya dilakukan dengan terang-terangan sampai suatu saat bisa melampaui yang asli. Yang perlu dicamkan, asal jangan sampai menjiplak plek panel-panelnya tapi malah berkelit lepas tanggung jawab dengan alasan "tribut ke mangaka kegemarannya" kayak kasus yang dilakukan anaknya Gene Simmons terhadap "Bleach" (dan beberapa manga tenar lainnya) dalam komik "Incarnate".

Oh ya, padahal seandainya dibahas juga tentang sejarah megap-megapnya komik Indonesia selama ini ditenggelamkan oleh arus "soft power" Jepang -dan Korea -dan Taiwan, bagaimana para muda-mudi Indonesia di Koloni berjuang melawan arus tersebut, tentu akan menarik. Yah kita lihat saja nanti.

***
Karena penerbit-penerbit utama (Shueisha dkk) mulai melakukan razia unggahan manga berbahasa asli dalam jejaring, saya beli sendiri BAKUMAN. Saya belum tahu apakah sudah diterbitkan secara resmi di Indonesia. Tapi bagi yang mau intip-intip dulu, pindai-terjemahnya ternyata masih bisa dilihat di sini:
- BAKUMAN bahasa Inggris: sampai #100an
- BAKUMAN bahasa Indonesia: sampai #50an

Jumat, 24 September 2010

Shinkai Makoto

Hayuuu kita nonton?
Film-filmnya Shinkai Makoto di Jak Japan Matsuri...

Yang akan diputar adalah kumo no mukou, yakushoku no basho/the place promised in the early days (2005) dan Byosoku 5 cm/5 cm per second (2007)...
Saya suka sekali lagu latar One More Time, One More Chance ini, mengingatkan pada awal datang ke Jepang. Lagu pertama yang saya dengar di sana adalah karya penyanyi yang sama ("Serori" yang kemudian dinyanyikan oleh SMAP).



Sebagai pemancing satu lagi, simaklah film pendek Shinkai Makoto "She and Her Cat"...

Kamis, 03 Desember 2009

Hujan Darah dan Kusarigama

Gara-gara terimbas suasana "hujan deras dengan air mata", hujan bintang jatuh dan hujan durian runtuh selama November kemarin, juga sebagai pelampiasan gondok setelah dipanas-panasi menonton konser gak penting dengan tiket seharga 3 juteng yang jelas-jelas gak terjangkau, akhirnya bela-belain menonton Ninja Assassin mumpung harga tiket bioskopnya cuma 8 rebu rupiah. Ugh kesenjangan sosial...

Tentu saja tujuan utamanya adalah untuk mengamati sisi lain sosok yang (terutama menurut khalayak Asia dan Amerika) termasuk satu dari Seratus Manusia yang "Membentuk Dunia Kita" mungkin karena mata indah tanpa lipatan kelopak yang bahkan sempat membuat Stephen Colbert tersaingi itu hua ha ha ha haaa.

Sesuai info awal yang hanya diperoleh dari teman-teman sana-sini (karena sialnya gak sempat nonton trailer, internet kantor diblokir), belum muncul judul, layar sudah dipenuhi serpihan tubuh dan cipratan saos tomat, gileee dahsyatlah walaupun konon masih belum se"afgan" happy tree friends.
Seharusnya ini bukan film yang perlu dipikirkan panjang lebar, tapi tetap saja kepikiran jugaaa sialaaan.



Wajah Asia

Hal pertama yang terbersit di kepala: Yakuza yang muncul di adegan pertama saja sudah jelas tidak ada yang berwajah Jepang sama sekali walaupun masih dalam ras Mongoloid. Sementara ninja-ninjanya, ternyata digambarkan sebagai kumpulan manusia berbagai suku bangsa, ada yang bule dan negro juga, walaupun tidak disorot lebih dekat. Mungkin semuanya juga dibaptis dengan nama Jepang.
Tapi apakah orang Amerika tidak berminat mempelajari lebih jauh kebudayaan Asia lainnya, sehingga yang ada pasti dari jepang ke jepang lagi? Ataukah untuk menampilkan sesuatu yang melibatkan kekerasan, dengan pertimbangan kejahatan di masa perang dunia II, hanya Jepanglah yang dianggap layak menjadi kambing hitam?
Kalau sesungguhnya film ini dirancang khusus untuk menampilkan sang seniman kesayangan kita yang satu itu, kenapa tidak menggali kebudayaan Korea yang sejenis, masakah tidak ada?
Indonesia saja katanya punya "Kakehan"...

Dilema Stockholm Syndrome

Entah bagaimana, hal paaaling penting yang terasa kurang di sini adalah konflik batin sang tokoh utama.
Yeah okelah, dia menuntut balas dendam terhadap kematian sang kekasih yang dihukum oleh klannya karena melarikan diri. Namun apa pun yang terjadi, dia dibesarkan di klan tersebut, masakah tidak ada semacam stockholm syndrome yang tersisa terhadap sang guru dan kelompoknya? Padahal sudah banyak teladan film-film kungfu China yang sukses mengangkat dilema ini. (Dalam Kill Bill, misalnya, terlepas dari aksi gila kekerasan yang norak habis lengkap dengan segala elemen otaku, adegan berhadapan antara Black Mamba vs Bill cukup menusuk jantung dan menguras air mata.)
Dan masakah dia hanya memberontak seorang diri tanpa berusaha terlebih dahulu membisiki rekan-rekan seperguruannya untuk berkomplot menyelenggarakan kudeta? Padahal dia sendiri dibisiki oleh sang pacar. Bukankah bersama menghadapi kesulitan seharusnya mempererat rasa kesetiakawanan.
Dia berhasil pula meminta bantuan Europol untuk menyerang klannya itu, bukankah ini semacam pelanggaran batas negara? Atau jangan-jangan dojo ninjanya bukan di Jepang tapi di pegunungan Alpen?
Yang jelas adegan ini serupa dengan berbagai peristiwa perebutan kekuasaan Nusantara yang meminta bantuan pihak asing dan selanjutnya membuka peluang penjajahan di tanah air.

Senjata Canggih

Sejak seribu tahun yang lalu, selain disiplin pendidikan sebagaimana diamati oleh Ibn Battuta (halah bawa-bawa Battuta segala), organisasi rahasia ini juga mempunyai kemampuan memproduksi senjata tercanggih pada masanya, dengan keahlian metalurgi tingkat tinggi yang berhasil membuat shuriken dan kyoketsu shoge dengan ketajaman, kelenturan, kekuatan dan kesetimbangan yang pas.
Ketika mereka disinyalir sudah bersedia menerima pembayaran senilai seribu pon emas dalam bentuk modern: nilai euro melalui transfer bank internasional, masakah mereka belum sudi merangkul persenjataan modern juga?
Ketika tiba-tiba diserbu oleh helikopter, panser dan senapan mesin, walaupun pertarungan sempat tampak seimbang, akhirnya kalah juga dalam sesaat, sangat mengenaskan apalagi jika dibandingkan dengan reputasi mereka selama seribu tahun tersebut. Masakah mereka tidak punya peralatan yang setara dengan deteksi radar satelit dan sebagainya; kalaupun bukan dalam bentuk teknologi modern, dalam bentuk ilmu sihir kek gitu...

Filosofi Antibonsai

Satu hal yang bagus dalam film ini adalah cara pandang yang menolak untuk mengelu-elukan adat pendidikan ninja yang kenyataannya membentuk orang secara paksa menjadi alat pembunuh. Sebagaimana pandangan Kiriko ketika menyabot pembuatan bonsai, "jantung setiap pohon pasti tahu ke arah mana ia harus tumbuh."
Tapi sayangnya, sang tokoh utama kita tetap memanfaatkan kemampuan membunuh yang ia peroleh selama ini hanya untuk membantai klan tempat dia dibesarkan, bukannya berpikir dalam bingkai lebih luas; seperti misalnya membasmi orang-orang yang mungkin berminat untuk memanfaatkan jasa mereka, orang-orang yang mampu memberi imbalan senilai 1000 pon emas.
Akar kejahatan pun belum tertumpas.

Nilai: Satu setengah bintang.

Satu bintang: demi melihat si Jung Ji-hoon alias Pi/Bi/Yu/Rain dan kouhainya si siapa itu pamer otot (dan bekas-bekas luka) sembari mengucapkan dialog-dialog aneh berbahasa inggris. Semoga saja film ini tidak menjadi pembunuhan karir mereka.

Setengah bintang: untuk filosofi bonsainya, setidaknya dengan ini sedikit lebih baguslah daripada Dragonball the movie (halah ngapain juga diperbandingkan ya).

***
Pelajaran yang bisa dipetik:

  • ninja ternyata tidak mengendap-endap dalam senyap, tapi sambil mengancam-ancam dalam bisikan seperti basilisk di harry potter.
  • ninja sejati akan tahu kalau seorang cewek berbohong mengenai ukuran celana jinsnya.
  • kalau ada cewek asia bertubuh sintal yang minta bantuan melipat seprai di tempat cuci di pelosok berlin, hati-hati dengan senjata tajam yang dipegangnya, dia pasti seorang ninja.
  • tidak akan ada yang bisa selamat dari serbuan ninja kecuali kalau dia terlahir dengan jantung di sebelah kanan.


Setelah menonton ini, mungkin ada baiknya memutar ulang drama seri Full House, MV-MV breakdance atau setidaknya merenungi kembali rangkaian persaingan dengan Stephen Colbert dulu itu, demi mengejar unicorn memulihkan citra yang terpatri di otak... :p

Menonton lagi gemerlapan Speed Racer juga lumayan tuh, terutama dialog:
"Was that a ninja?!"
"More like a nonja. It's sad what'll pass for a ninja these days..."

Senin, 17 Agustus 2009

Merdeka Merdeka Merdeka

Cuplikan kejadian tanggal 16 Agustus 1945 (youtube).
Iklan layanan masyarakat kali maksudnya ini? Menarik...


Belum sempat nonton film MERAH-PUTIH... Katanya trilogi, jadi tunggu keluar tiga-tiganya saja? Kayaknya bermaksud sarat muatan pluralisme ya.
Gosipnya sih dialog-dialognya aneh. Ada ucapan "Merindukanku?" dan meledek ibu pacaran dengan tukang susu...? Duh seharusnya kan aktornya boleh protes kenapa harus mengucapkan yang aneh begitu. Artinya tidak bersinergi untuk memuluskan peran tuh.

Dulu juga sempat ada film kontroversial MURUDEKA 17805 (2001)... yang dibuat oleh orang Jepang. Kayaknya tidak masuk Indonesia sih.


Propaganda "Saudara Tua" yang membebaskan Asia dari penjajahan itu begitu sukses sampai merasuk sedemikian rupa pada diri lapisan bawah tentara Jepang, sehingga mereka benar-benar tulus berjuang bahu-membahu dengan tentara Indonesia dalam perang kemerdekaan. Inilah yang diangkat dalam film tersebut. Nah masalahnya, lapisan atasnya padahal punya visi-misi lain lagi.

***

Kemarin ini ada satu penjelasan dari Prof. Kurasawa dari Keio, mengenai hal yang tidak dapat diabaikan dalam membahas hubungan Jepang dengan ASEAN, yakni sejarah "perang" dan invasi militer Jepang ke negara-negara tersebut. Orang Jepang tidak dapat melarikan diri dari masa lalu yang tidak menyenangkan ini dalam membina hubungan baru dengan negara-negara ASEAN.

Dalam halnya Indonesia, baru pada 1958 Indonesia dan Jepang membina hubungan diplomatik, setelah ditandatanganinya perjanjian pampasan perang. Jepang diperintah oleh Pakta Perdamaian San Francisco 1951 untuk membayar negara-negara yang telah dirusaknya selama masa perang, salah satunya adalah Indonesia. Negosiasi bilateral dimulai segera setelah Konferensi San Francisco, namun baru disetujui akhir 1957.

Alasan-alasan mengapa persetujuan tersebut butuh waktu lama, adalah:
  • Kesalahpahaman atau ilusi Tentara Jepang sekeluarga yang terdoktrin secara fanatik bahwa mereka berjuang demi membela kemerdekaan negara-negara Asia dari penjajah Barat. Apalagi doktrin tersebut seakan terbukti ketika di akhir masa perang Indonesia benar-benar berhasil memproklamasikan kemerdekaannya.
  • Jumlah yang diminta oleh pemerintah Indonesia terlalu besar untuk dibayar oleh Jepang masa itu.

Bagaimana sampai akhirnya perjanjian ini disetujui?

  • Pemerintah Jepang membujuk opini publik masyarakat Jepang dengan dalih bahwa pembayaran pampasan perang sesungguhnya adalah investasi untuk pasar baru Jepang di masa depan, sebagai alternatif ideal menggantikan pasar Cina yang hilang pascaperang.
  • Seiring waktu, Pemerintah Indonesia juga setuju mengurangi tuntutannya sampai jumlah yang disetujui hanya 3% dari yang aslinya. Sekecil itu??? Karena butuh dukungan finansial dan moral untuk segera mengambil alih aset Belanda. Dalam waktu yang bersamaan Indonesia tidak mau menerima bantuan atau utang luar negeri yang cenderung menciptakan ketergantungan negara. Pampasan perang adalah bentuk ideal dalam mendukung ekonomi Indonesia tanpa kehilangan kemerdekaannya. Indonesia sangat membutuhkannya secepat mungkin. Maka persetujuan dibuat akhir 1957, beberapa hari sebelum penyitaan aset-aset Belanda dilakukan.


Dengan demikianlah dimulai hubungan diplomatik kedua negara. Walaupun awalnya dihiasi beraneka ragam maksud dan tujuan tersembunyi dari kedua belah pihak, hubungan ini berkembang dengan lancar.

  • Dana pampasan perang tidak dibayarkan dengan uang, tetapi dengan bentuk layanan oleh orang Jepang, contohnya membangun bendungan, jembatan, hotel (a.l. HI) dll. Dalam konstruksinya, perusahaan Jepanglah yang ditugaskan. Curang ya? Dengan demikian, proyek perbaikan memang memberikan kesempatan bagus kepada perusahaan Jepang untuk mengolah keuntungan dan memantapkan landasan bagi ekspansi pasar mereka selanjutnya di Indonesia pada zaman orde baru.
  • Beasiswa Monbu(kagaku)sho yang saya peroleh dulu itu, selama tahun 1960an ternyata disebut sebagai “beasiswa pampasan perang” (hoaaa hahahaha hidup pampasan perang!)
    Tapi tentu saja beasiswa ini pada dasarnya juga adalah untuk mendidik putra (-putri) Indonesia sebagai pasukan dan agen-agen industri Jepang...


Pemahaman bahwa Jepang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia perlahan lenyap ketika generasi baru ahli sejarah Jepang muncul melakukan riset objektif, walaupun pemahaman tersebut kadang-kadang masih juga menyelinap dalam pidato dan makalah para politisi sayap kanan. Memang sangat sulit untuk menyingkirkannya sampai habis.

Pemahaman ini pada dasarnya mirip dengan penafian terhadap sejarah Korea di bawah koloni Jepang, bahwa Korea sukses dalam industrialisasi berkat kebijakan industri Jepang di sana memasok landasan untuk membangunnya. Yang mencemaskan adalah ketika pemahaman-pemahaman seperti ini tidak hanya dianut oleh veteran perang ataupun para penjajah praperang, tapi juga oleh generasi muda yang tidak mengalami masa tersebut sama sekali. JAS MERAH.

  • Kalau dikatakan bahwa Jepang-lah yang mendidik tentara nasional negara-negara ASEAN, bagaimana jika diperbandingkan dengan kenyataan bahwa Amerika-lah yang melatih tentara Mesir menggempur Israel, dan menggembleng tentara Afghanistan dan Al Qaeda ketika menggempur Uni Soviet? Hi hi hi hi hi.
  • Apalagi ketika mereka mengaku-aku Saudara Tua. Apakah teruji secara genetik bahwa ras mereka lebih dahulu muncul ke dunia dibandingkan dengan ras-ras Asia lainnya?
  • Sebaliknya, apakah Indonesia merasa masih berhak menuntut lebih banyak, menebus sisa yang 97% itu? Tidak juga. Keputusan saat itu telah bulat, dan salah kita sendiri tidak dapat memanfaatkan 3% yang kita peroleh dengan optimal: aset Belanda yang diambil alih tidak berhasil dikelola dengan baik, sementara infrastruktur yang dibangun justru mendukung perekonomian negara lain...


Novus Ordo Seclorum... (youtube)

Terkait:
50 Tahun (Emas) Indonesia-Jepang ・日本インドネシア友好年 2008
Normalisasi Jepang
Jepang-Jerman 2005-2006



Selasa, 07 April 2009

Pluto (bukan Planet) + Billy Bat (belibet)

Akhirnya, Pluto (bukan planet) tamat euy.

Pluto manga

Reinterpretasi terhadap "Robot terbesar di Dunia", satu babak legendaris karya Tezuka Osamu oleh Urasawa Naoki, yang diterbitkan menyambut 7 April 2003, bertepatan dengan "hari kelahiran" Tetsuwan ATOM*, robot kesayangan Jepang (ATOM si lengan besi, singkatan dari Astro Tech Omni Modality Project, karena istilah atom dalam kamus slang punya makna yang tidak menyenangkan, secara internasional Atom dikenal sebagai Astroboy).

Dimulai dengan seorang robot polisi, Gesicht di Jerman (lagi-lagi Jerman, ya) yang harus menyelidiki pembunuhan berantai sadis terhadap robot-robot terkuat dunia dan manusia di sekitarnya -dan Atom termasuk salah satu di dalam daftar tersebut.

Kisah ini pun beranjak mempertanyakan, rumus-rumus seperti apa yang akan dapat mewujudkan perasaan kecewa, sedih, benci dan dendam, dalam inteligensia artifisial?

Adalah sebuah beban untuk memberi nilai tambah terhadap sebuah adikarya yang sudah baku. Ancaman bahwa para penggemarnya mungkin tidak suka, tentu merupakan beban tersendiri.
Kutipan dari Urasawa: "Ini bukan kisah tentang robot pembela kebenaran yang mengalahkan robot-robot jahat, melainkan tentang kehampaan peperangan. Waktu saya membacanya di masa balita, saya merasa diceritakan sesuatu yang bermakna dalam, yang diperuntukkan bagi orang dewasa." Halah.

Capai juga memeras jantung dan menguras air mata menungguinya selama 5-6 tahun ini. Drama robot-robot sok sensitif, banyak yang harus dimaknai sendiri (dan untuk beberapa saat ini kayaknya cara pandang saya terhadap beruang Teddy akan berubah drastis.)

Versi Bahasa Inggrisnya, (entahlah kelayakan terjemahannya bagaimana, belum saya periksa tapi yang pasti diolah dengan penuh cinta) ada online di onemanga.com/Pluto/


BILLY BAT


Judulnya kayak belibet...
billy bat
Proyek bung Urasawa selanjutnya ternyata mengolah komik a la Amerika, dengan gaya goresan sederhana a la Disney's Mickey Mouse + Felix the Cat + Tezuka's Astroboy + Batman + Dick Tracy + Sin City.
Ceritanya komik dan manga tahun '50an bertokoh kelelawar serupa tapi tak sama, menjadi kunci misteri pembunuhan yang membayang-bayangi ketegangan Jepang-Amerika pascaperang dunia II... 

Kisah ini pun beranjak mempertanyakan, seperti apakah wujud Tuhan dalam pikiran masing-masing manusia??? (Uwoooh sok daleummm...)

Asyik juga suasana jadulnya tergambar cukup terasa...
Yang pasti pemeran utamanya, si Kevin Yamagata itu tokoh yang Urasawa banget.

Versi Bahasa Inggrisnya (entahlah kelayakan terjemahannya bagaimana, belum saya periksa tapi yang pasti diolah dengan penuh cinta) juga ada di onemanga.com/Billy_Bat/

Selasa, 30 Desember 2008

Perubahan ・「変」

Perubahan. Kanji yang dipilih untuk menggambarkan tahun ini.
Semboyan calon pemimpin negeri kahyangan di balik bumi.

kanjihen


Perubahan. Cuaca, citra, tata kelola, harga.
Dalam ilmu ramalan, perubahan setara dengan kematian.
Akhir dari sesuatu, untuk menyongsong pembaruan.
(Wah, boleh juga. Terlalu banyak yang wafat di sekitar.
Tahun ini lebih sering dari biasa harus melayat berbelasungkawa.
Tetangga sebelah rumah. Mantan pejabat negara.
Para cerdik cendekia. Penopang hidup keluarga.
Heath Ledger...)


kotoshinokanji 2008Perubahan.
Juga perlambang keanehan.
Menggoncangkan kemapanan,
mengelu-elukan ketidakpastian.
Boleh jadi membawa kebaikan,
jangan-jangan malah keburukan.
Sebuah pertaruhan.

Tidak masalah, bukan?
Yang penting,
menguak secercah harapan.
Menyongsong masa depan.



kitsunekitsuna
Menyambut tahun baru,
alangkah asyiknya mengunjungi
RUBAH-RUBAH lucuuu di balik
puluhan ribu gerbang jingga
yang berjajar kokoh perkasa
menuju Fushimi Inari Jinja \(^o^)/


Kotoshi no Kanji 2007

Kotoshi no Kanji 2004

Selasa, 16 September 2008

Onigiri di Konbini

Saat-saat perlu bergadang di lab bulan Ramadhan di Jepang, biasanya sekalian saja pulang bersepeda mendekati waktu imsak, dan mampir ke konbini (convenience store, toko kelontong yang buka 24 jam nonstop) yang tersedia di setiap pengkolan jalan.
onizoro Menu yang paling mudah diperoleh, tentu saja, onigiri. Nasi kepal ala Jepang. Eh, tidak mudah-mudah amat, masih perlu diperhatikan juga apakah isinya halal atau tidak, apakah nasinya diberi perekat yang berasal dari lemak babi, apakah rumput lautnya diberi bumbu alkohol, dst. (Halah, repot juga, ya?)

Ternyata, cara membuat onigiri tidak sesederhana yang disangka.
Berikut liputannya.

Nihon no Katachi (Adat-istiadat Jepang):

Onigiri (Nasi Kepal)


TONTON DI http://www.youtube.com/watch?v=CJZuQvmSR2k



  1. Lakukan sekelompok berdua.
  2. Cuci tangan bersih-bersih.
  3. Taburkan garam untuk penyuci. Saat ini, yang penting adalah garam yang melekat di tangan jangan dijatuhkan semua.
  4. Sucikan sendok nasi dengan sake.
  5. Ambil nasi yang baru dimasak dari bakul ke tangan. Jumlah untuk satu porsi idealnya 110 gram, 2300-2500 butir nasi.
  6. Belah udara sebelah kiri-kanan dengan pedang Jepang.
  7. Kepalkan kencang-kencang. Kepalkan sambil diputar.
    Sekali putar 120 derajat, sehingga dalam setiap tiga putaran akan kembali ke posisi semula. Berikan tekanan sebesar 37 kg. Kalau terlalu keras, tidak dapat dimakan, kalau terlalu lembut, akan berantakan. Di Japan Culture Lab, dijual pelatihan memberi tekanan onigiri melalui katalog. Kalau tidak memberi tekanan yang dibutuhkan, akan tersengat listrik. Ini adalah alat latihan yang sangat ampuh.
  8. Sucikan rumput laut dengan api.
  9. Bungkus. Lihat, inilah Onigiri.
    Ada berbagai macam cara membungkus dengan rumput laut.
    - Satu Tangan
    - Rumah
    - Keliling Dunia
    - Hitam Legam
    - Polos
  10. Belahlah udara sebelah kiri-kanan dengan pedang Jepang.
  11. Bungkus dengan pelepah bambu.
  12. Berangkat ke luar.
  13. Makan.
Laksanakan tahapan-tahapan ini tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Bagaimana? Inilah Nasi Kepal Jepang.
***

Dan demikianlah aku menjadi pelanggan *konbini*. Maklumlah, di sana tidak ada kios pinggir jalan. Konbini akan lebih terasa "manusiawi" daripada berbelanja di jidohanbaiki (vending machine) tentunya. Entah mengapa di Indonesia kini model konbini sudah mulai menjamur, walaupun belum 24 jam... Di Circle K kita bisa memperoleh selembar rumput laut gurih untuk dicemil seharga kurang dari 5000 Rupiah, misalnya.
Tapi yang perlu dicatat, hampir semua konbini di Indonesia meratakan halaman depannya dengan semen yang tidak menyerap air, dan menebang pohon yang ada. Sangat tidak ramah lingkungan. Penggersangan terstruktur. Belum lagi alfamart yang berusaha sebisa mungkin mengembalikan recehan dengan permen-permen gak penting yang merusak gigi.

Minggu, 31 Agustus 2008

Shounen Jidai (Masa Muda) 「少年時代」

Lagu jadoel karya Inoue Yousui (kemarin berusia 60) yang dulu kami nyanyikan seangkatan sebelum keberangkatan... Mendengarnya bikin terharu... Walaupun menurut beberapa teman terlalu cengeng :p


井上陽水 「少年時代」

Natsu ga sugi, kaze azami ... 夏が過ぎ 風あざみ
Dare no akogare ni samayou ... 誰のあこがれに さまよう
Aozora ni nokosareta ... 青空に残された
Watashi no kokoro ha natsumoyou ... 私の心は夏模様

Musim panas berlalu, bunga-bunga angin
Mengembara mendambakan siapa
Tertinggal di langit biru
Hatiku masih bersuasana musim panas

Yume ga same, yoru no naka ... 夢が覚め 夜の中
Nagai fuyu ga mado wo tojite ... 永い冬が 窓を閉じて
Yobikaketa mama de ... 呼びかけたままで
Yume ha tsumari, omoide no atosaki ... 夢はつまり 想い出のあとさき

Terbangun dari mimpi di tengah malam
Musim dingin yang panjang menutup jendela
Sambil terus memanggil-manggil
Mimpi itu ternyata adalah penghujung kenangan

Natsu matsuri yoikagari ... 夏まつり 宵かがり
Mune no takanari ni awasete ... 胸のたかなりに あわせて
Hachigatsu ha yume hanabi ... 八月は夢花火
Watashi no kokoro ha natsumoyou ... 私の心は夏模様

Api unggun di perayaan musim panas
Menyesuaikan dengan debaran di dada
Bulan kedelapan adalah kembang api mimpi
Hatiku masih bersuasana musim panas

Me ga samete yume no ato ... 目が覚めて 夢のあと
Nagai kage ga yoru ni nobite ... 長い影が 夜にのびて
Hoshikuzu no sora he ... 星屑の空へ
Yume ha tsumari, omoide no atosaki ... 夢はつまり 想い出のあとさき

Mata terbuka, bangun dari mimpi
Bayangan panjang menjelang malam
Ke langit bertabur debu bintang
Mimpi itu ternyata adalah penghujung kenangan

Natsu ga sugi kaze azami ... 夏が過ぎ 風あざみ
Dare no akogare ni samayou ... 誰のあこがれに さまよう
Hachigatsu ha yume hanabi ... 八月は夢花火
Watashi no kokoro ha natsumoyou ... 私の心は夏模様

Musim panas berlalu, angin berhembus
Mengembara mendambakan siapa
Bulan kedelapan adalah kembang api mimpi
Hatiku masih bersuasana musim panas
***

http://www.youtube.com/v/A6sPmh7HdV8



Soundtrack dari sebuah film anak-anak dengan judul sama (1990), karya Fujiko Fujio (A) (pengarang Doraemon) yang menjadi tugas rangkuman pertama kami waktu belajar bahasa belasan tahun lalu di JF, yahahah benar-benar masa muda tuh...


shounenjidaiMengisahkan seorang anak kota, Shinji (Nobita?) yang mengungsi ke desa di masa perang dunia II.
Dia sangat senang membaca buku cerita, dan ahli menceritakan kembali bacaannya itu kepada teman-temannya.

Selama bersekolah di desa, dia digencet oleh ketua kelasnya, anak petani yang gwanteng, cerdas, jago sumo dan ditakuti oleh anak-anak sekelas, bernama Takeshi (Giant???). Namun di luar kelas, Takeshi juga senang mendengarkan cerita-cerita dia, dan mereka pun bersahabat dan bertualang bersama.
Sementara itu, seorang anak tuan tanah (Suneo??) yang baru sembuh dari sakit, mengadakan gerakan politis untuk menggulingkan sang ketua kelas ini, dengan menyuap anak-anak lain yang berbadan lebih besar (walaupun pengecut) agar mulai mengadakan perlawanan.
Takeshi akhirnya kalah dikeroyok dan menyerahkan jabatannya kepada si anak tuan tanah. Namun setelah itu si ganteng jagoan ini tenggelam dalam kesibukan mengurus ladang keluarga dan adik perempuannya yang kecil (Jaiko?)
Sampai suatu saat perang berakhir, dan Shinji pun harus kembali ke keluarga dan kotanya...

Satu hal yang perlu dipertanyakan:
kaze azami itu apa ya sebenarnya?
kaze wo katachi ni suru azami? sonna mono aru no kana...
azamu kaze? azamu tte nani wo suru koto?
ittai, nannan darou? kaze azami tte...