Manga Jepang yang pertama kali hadir di depan hidungku masa balita, judulnya Si Gen Kaki Ayam, terjemahan dari Hadashi no Gen yang dibelikan ayah di suatu pameran kebudayaan Jepang. Tetapi setelah membuka-buka halamannya, ayah meletakkannya di atas lemari dan mengatakan bahwa buku itu belum layak baca.
Saat itu aku kira alasannya adalah bahwa ini buku horor, karena tokoh utamanya punya kaki seperti ayam, sebuah perlambang setan... Sama sekali tak ada terlintas di kepala bayangan yang mengaitkan bahwa kaki ayam = nyeker = telanjang kaki... <;^P Ketika akhirnya aku berhasil memanjat rak, barulah tahu isi ceritanya, memang seram, tapi bukan karena setan, melainkan manusia itu sendiri, dalam suasana peperangan... Dan tersebutlah aku berhasil mencapai tempat latar belakang manga itu...
Rangkaian kenangan menghadiri upacara Peringatan Jatuhnya Bom Atom
Genbaku Doomu, bekas kubah Gedung Promosi Industri Hiroshima, gedung terdekat pusat ledakan yang strukturnya masih bertahan ketika seluruh kota runtuh menjadi puing-puing terkena bom. Kini dijadikan Tugu Peringatan di Peace Memorial Park.
Suasana di depan musium dan aula, bubaran setelah walikota Hiroshima membacakan Deklarasi Perdamaian dalam rangkaian upacara.
Niatnya sih cengar-cengir melancong, tapi asli, memasuki musiumnya, sungguh bulu kuduk ini merinding...
Beribu-ribu (juta?) bangau kertas warna-warni berhias yang dikirim anak-anak seluruh penjuru dunia, mengenang seorang korban anak, Sadako, yang menghabiskan sisa usianya dalam Leukemia dengan melipat kertas sebagai ungkapan pemanjatan doa. Sedemikian telitinya origami sehingga bisa menghasilkan bangau sekecil jentikan jari.
Lebih dari setengah abad peristiwa itu berlalu, kota ini telah kembali berdenyut sebagai Kota yang Tak Pernah Tidur...
Ceritanya, melihat bahwa dari sebatang pohon yang sudah hangus hitam terbakar bom, ternyata tetap muncul tunas-tunas hijau muda, memicu semangat rakyat Hiroshima untuk bangkit kembali dengan percepatan yang luar biasa.
Betapa dahsyat energi kehidupan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar