Kamis, 30 Juni 2022

Baca Komik Gila

Melanjutkan acara baca komik ronde 1-4 dan ronde 5-7.
(((Detoks webtoon))) bulan ini agak tersendat karena yang punya komik kembali menghantu, mungkin sedang hikikomori. Setidaknya dengan demikian jadi ada waktu luang untuk mengecek informasi sana-sini.



Ronde kedelapan


Dipinjami komik yang sampulnya tidak boleh tampak kayak komik. Kenapa harus begitu, ya? Apakah pengarang komiknya juga menganut diskriminasi tentang apa yang tergolong gambar komik?

Isinya selusin episode tentang jaringan internasional beranggotakan 1001 ahli panggilan, tukang beberes dampak perang dingin macam percobaan senjata terbengkalai yang mengancam umat manusia 🏹

Ide cerita lumayan beragam dan cemerlang dengan visi teknologi masa depan, teknik pewarnaan bagus, beberapa episode digambar dengan mewah 🎨

Tokoh utamanya cewek gagah pemimpin misi dan cewek canggih pusat komando pertukaran informasi di balik layar. Sebagian ahli lain cewek juga. Namun, entah kenapa seolah jenis kelamin hanya tempelan, sementara cara penyelamatan tetap diselesaikan dengan pistol dan kekerasan. Intinya saya tidak merasa terwakili 👩🏽‍💻

Ketika saya coba mencari resensi yang mendukung pendapat ini, kebanyakan cuma mengeluhkan pembingkaian yang kurang memberi ruang untuk pendalaman watak. Ya mungkin memang ada masalah itu, tapi saya rasa untuk perwatakan dua tokoh utama sudah cukup dijelajahi dengan saksama.

Terkaget-kaget saya malah menemukan liputan modus operandi "adult grooming" oleh sang pengarang terhadap ratusan perempuan muda putus asa (dan beberapa pihak nonbiner yang menampilkan diri sebagai perempuan) peserta forum daring internasional yang dia kelola 🙀

Testimoni dari sebagian korban bisa dicek di situs somanyofus.com.
Mereka diulurkan persahabatan dan dukungan, didengarkan curhat, dipromosikan karya, dijadikan tokoh komik, tapi di sisi lain dirayu dengan kosakata yang itu-itu saja agar merasa istimewa sehingga merasa berkewajiban untuk rutin kirim foto seksi, bahkan kalau sempat ketemuan diajak mengamar bergantian secara rahasia tanpa saling tahu satu sama lain. Kadang-kadang dia mencela diri sendiri, berbohong mengenai status hubungan pribadinya, dan mengaku tidak berdaya dan kecanduan akan pesona korban, membuat korban merasa kasihan dan bersedia menuruti permintaannya. Begitu dipertanyakan, atau tidak dipatuhi, dihukum dengan menahan perhatian. Begitu mereka mulai mandiri atau ada korban baru menyita perhatian, kontak pun dihentikan dengan kejam ✂️

Konon praktik ini telah berlangsung 20an tahun namun baru terkuak pada Juni 2020 seiring maraknya gerakan #metoo ... atau mungkin berkat pandemi para korban berkesempatan merenung dan kepo satu sama lain 🛰️

Sotoy lah saya beranggapan pantasan, penokohan terasa janggal pastinya ada suatu kemunafikan ...
Tapi naif kalau menyimpulkan dari satu miniseri. Sayang belum pernah baca/dengar satu pun komik dia lainnya, sama sekali lepas dari radar saya 📡

Apakah perilakunya berpengaruh terhadap pengolahan perwatakan perempuan dalam karyanya yang lain?

Para korban bilang mereka bukan mau memboikot WE, karena karya-karya WE juga melibatkan banyak pihak penggambar, pewarna, penata huruf, penyunting, penerbit, dll. Lebih daripada itu, mereka mau mengubah sistem industri komik ataupun lingkungan lainnya yang membuat para korban menjadi rentan sementara orang macam ini bisa aman menerapkan modus operandi seperti itu selama berpuluh tahun.

P.S. Pembuat sampul komik ini, yang juga merupakan pengarang komik yang saya ulas pada ronde 3 dan 4, sepertinya salah satu murid dari pengarang komik yang ini dan ternyata sebelumnya juga pernah dilaporkan melakukan pelecehan juga, entah karena mencoba ikut-ikutan gurunya atau memang dari sananya sekufu ...

Bagaimana memisahkan penilaian terhadap pengarang dari karyanya ketika terjadi pertentangan gagasan dan cara pandang yang disiratkan dalam karya dengan tindak-tanduknya secara pribadi? 🤔

Dunia komik Amrik sungguh gila

(FB IG) #bacakomik #dirumahaja #danboard #danbogram #danbography

Tidak ada komentar: