Ronde kesembilan
Semacam koleksi sketsa masyarakat adat berbagai pelosok dunia yang dimeriahkan oleh arsiran kusut masai terpelintir ✏️Karya komikus Italia panutan abad lalu, alur ceritanya seperti pas-pasan hanya untuk mengantar kita ke tempat dan adat yang eksotik, kurang gamblang dalam meluncurkan kritik. Tapi mungkin saja memang disengaja untuk memicu pembaca berpikir 📜
Tokoh utamanya makhluk misterius yang menyebalkan. Bertekad kuat, berani menempuh marabahaya asal menang dalam segala cara demi mencapai keinginannya. Entah bagaimana dia merasa berhak mengumpulkan pernak-pernik aneh bin ajaib bekas pakai tokoh-tokoh sejarah raja/panglima/kepala suku berpengaruh sepanjang zaman. Sekali incaran diperoleh, akan disembunyikan untuk kepuasan pribadi tidak untuk dipajang atau dipamerkan kepada siapa pun. Terkadang benda itu dapat memberinya kekuatan magis 🧿
Biaya untuk berburu koleksi didanai melalui pengerukan sumber daya alam kehutanan, peternakan, perkebunan, dan jasa transportasi. Bisa-bisanya dia punya banyak kawan suku terasing, pasti karena tebar pamrih obral senjata. Dia membantu beberapa pihak dalam melawan penjajahan, tapi bertindak dalam pola penjajah juga, orang-orang romawi memang gila 🎩
Nyaris satu-satunya wanita yang muncul adalah tokoh antagonis pada Bab 3, keturunan orang Indonesia yang berebut air mata Timur Lenk dengan sang koleksionista. Pada bab ini, sang koleksionista dipandu orang Bugis melacak hutan belantara sekitar Pulau Morotai, tertangkap oleh orang Dayak upahan, nyaris ditelan komodo, lalu menjegal lawannya ke Afganistan. Pada bab-bab lain, dia beredar ke Amerika, Afrika, Irlandia, Selandia Baru, dan Himalaya 🏯
Pada bab 5, sang koleksionista memutuskan hubungan yang membahayakan nyawanya dengan si wanita untuk selama-lamanya, membuat saya agak kalang-kabut dihantui kecemasan jangan-jangan buku ini juga menjadi ronde terakhir 🙀
#bacakomik #dirumahaja #danboard #danbogram #danbography
Tidak ada komentar:
Posting Komentar