(Judulnya nyaris seperti film Tintin dan Jeruk Biru)
Melewati hari-hari pertama Ramadhan di rumah dengan adikku, dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi kesempatan yang sangat langka.
Kali ini kami sahur dengan roti dan... heh, marmalade??? Rasanya seumur-umur makan selai jeruk semacam itu bisa dihitung dengan jari. Sebagai fruity monster yang sanggup menghabiskan mentah-mentah sekilo jeruk peras dari pasar kosambi, selai buah apa pun menjadi tidak menarik. Untuk roti cukup mentega, coklat tabur, atau selai kacang. Sesekali selai nanas buatan sendiri, hanya demi mengamankan sekarung nanas murah yang telanjur ranum.
Kebetulan hari itu juga ada berita tentang Fine Cut Seville Orange Marmalade with Whisky, Champagne and Gold mixes alias marmalade berhias serpihan emas seharga 5000 pound satu toples. Hmm, dikasih gratis pun gak sudi. Apalagi pakai khamar...
Suguhan berbuka, ternyata nutrigel berwarna... Biru! Rasa anggur maksudnya, tapi hueks dah.
Menurut penelitian, warna biru itu menghilangkan selera makan karena mirip racun nila. Orang Jepang pernah melakukan percobaan makanan biru (bahkan ada kue mochi seperti warna si Sully di Monsters inc., di hal.3-nya) dan menjual furikake biru untuk diet.
Deuh, mendingan gembul berselera dah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar