Senin, 30 Juni 2008

Mangaz the Movies!!!

Uwoooh!!! Dua bulan lagi, babak I dari trilogi 20th Century Boys the Movie akan tayang!!!
(Dan seharusnya Dragonball the Movie juga turun, tapi katanya masih repot di pascaproduksi sehingga baru akan muncul tahun depan lagi.)



Hmmm... Tokiwa Takako cocok kali yah jadi Yukiji... Sudah cukup berumur tapi masih imut...Tapi Karasawa Toshiaki itu lebih cocok jadi Tenma Kenzo di [Monster]... Secara dia juga sudah biasa berperan sebagai dokter elit... Kalau jadi Kenji kemanisan tampaknya, padahal mendingan jadi Fukubee lah! Sementara Toyokawa Etsushi cukup misterius sebagai Otcho, tapi Otcho kan seharusnya bermata besar, dia sipit abis, sembab pula! Yang lain... Lumayanlah... Coba diperbandingkan...



Kabarnya, cerita filmnya gak akan sama dengan komiknya... Uuuh, bakal jadi kayak gimana ya... Kalau cuma setingkat Death Note, kayaknya rugi banget pasang sederet pemeran veteran begitu. Mendingan minta diadaptasi sama 20th Century Fox saja, secara namanya serasi...

Tapi 20th Century Fox ternyata juga sedang menggarap DRAGONBALL dengan pendekatan yang meragukan...



Produsernya Stephen Chow, tapi dalam proses pembuatan dia gak mau banyak turun tangan karena ini bukan cerita karangan dia sendiri. Yang penting, aksi silatnya harus mantap dong... Info yang sudah bisa diakses, baru beberapa pemain...

Dan KAYAK GINIII jadinya SonGoku versi Holiwut!!!
Lho? Hueeeeeeks...
Ayo siapa yang protes ngacung!!!
Memang bangsa Saiya itu diperankan sama bule pun tetap gak cocok ya.

Yang jadi Mutenroshi Kamesennin adalah si Chow Yun-fat, mendingan lah ya.
Chichi lumayan manis, tapi besar juga.
Bulma itu pemeran Phantom of the Opera, hmmm penokohannya gak nyambung... Yamcha orang Korea, bolehlah ya.

Entahlah desain bajunya kok beda dari komiknya ya. Rambut si Bulma cuma sejumput yang dijadikan berwarna biru, tapi serasi lah. Kalau biru semua memang aneh tentunya.


Yang jadi Piccolo Daimaoh katanya James Masters yang jadi Spike di Buffy, sementara nama Piccolo itu dulu sempat diterjemahkan jadi Spike juga... Bolehlah kalau begitu.
Tapi yang jadi Majunior siapa dong?



MONSTER juga sudah mulai praproduksi di Holiwut, ya iyalah, latar dan tokohnya seputar Eropa begitu, gak mungkin ditangani oleh Jepang semua... Tapi belum ada kabar lebih lanjut ya. Mestinya Tenma dimainkan Karasawa... Tapi bisa Deutsch nggak ya dia... Yang jadi Johann dan Anna siapa bagusnya: Cillian Murphy? Tapi dia bukan berambut pirang mata biru sih... Jangan-jangan sudah dipilih tapi belum ada pengumuman...

Death Note versi Holiwut juga bakal muncul walaupun entah berapa puluh tahun lagi! Hoaaa... Kalau sudah begini, si Ryuku --tokoh kegemaranku-- bakal berbentuk seperti apa ya, tetap sama atau dibuat desain lain? Tapi yang penting Light dan L mesti jadi lebih keren dan lebih berwibawa daripada versi Jepangnya dong... Dan kalau bisa Light tetap orang Jepang selain si Fujiwara...

(Bonus ga penting: Hana yori Dango Final!!! Setelah sukses menandingi versi Taiwannya dengan dua musim drama asli Jepang yang lucu dan imut, sekarang tidak mau kalah tampil di layar lebar juga donggg, sudah tayang sejak akhir bulan. Mwahahah dibayar berapa itu si MatsuJun, boleh bersanding dengan rekan aktor lainnya di situs resmi...)

6 komentar:

Anonim mengatakan...

Agak sulit mengapresiasi 20 Century Boys ini. Muncul di Indo sejak Ramadhan 2 tahun yang lalu, dan kehilangan kesabaran setelah membaca TPB yang ke-10 karena ceritanya agak bertele-tele, menjadi panjang tanpa perlu. Misterius, tapi terasa – terutama makin kebelakang – mengalami defisit suspens.

Kanna terlalu syuper, terlalu pintar, terlalu kharismatik. Tapi gabungan wajah cantik dan murung-nya memang salah satu visualisasi enigma yang paling bagus. Menurutku diujung cerita dia harusnya terbunuh… (!)

Teori konspirasi-nya juga terlalu dahsyat untuk sebuah komik dengan pendekatan realistis.. Gak kebayang bakal seperti apa filmnya.

Perasaan yang kurang lebih sama, muncul juga saat membaca Monster. Ending-nya anti-klimaks. Memang si Monster seorang psikopat dan mengalami trauma, tapi kurang terlihat ketegangan dan intensitas internalisasi masa lalunya, yang bisa membuat dia demikian destruktif dan nihilis. Tidak bisa ngerti mengapa para pendukung Nazi harus menganggap dia seperti Imam Mahdi?

Pak Naoki Urasawa, membaca 2 karya Anda yang demikian terpuja, bisa-bisa menjadi sebab saya berhenti total membaca manga.

Cheers, Cip

Kanti (Hyoutan) mengatakan...

Hanya saja, manga ini tidak ditujukan untuk menjadi kisah misteri ataupun suspens. Seperti tagline-nya, 「本格科学冒険漫画」 alias "komik petualangan ilmiah beneran."

Terlalu dahsyat untuk hal yang realistis, kah. Namanya juga fiksi ilmiah. Dan apakah menginjakkan kaki ke bulan itu realistis? Apakah Aum Shinri Kyo itu realistis? Apakah kekuasaan paus terhadap dunia itu realistis? Apakah Expo 1970 itu realistis? Apakah Noguchi Hideyo itu realistis? Apakah bowling itu realistis? Apakah musik rock itu realistis?

Memang Kanna adalah tokoh yang menyebalkan, tapi justru sebenarnya dia lebih merupakan hiasan yang tidak penting. Keutamaan kedua cerita ini adalah sifatnya yang sentrifugal, titik berat ada pada cerita sampingan dan tokoh pinggiran, bukanlah pada alur dan pemeran utamanya. Selama pembaca hanya menyempitkan perhatian kepada tokoh utama, tentu saja bagusnya cerita ini tidak tertangkap.

Selain itu, kelebihan 20cb khususnya adalah pengambilan latar belakang yang sangat Jepang. Mungkin ada beberapa "inner jokes" yang sulit dicerna oleh orang luar negeri jika diterjemahkan seadanya tanpa keterangan yang cukup...

Anonim mengatakan...

Terimakasih penjelasannya.

Yang terbayangkan, waktu Kanti bilang “sentrifugal” adalah karya-karya Gilbert dan Jamie Fernandez atau yang lebih pop, Fables (Bill Willingham). Tapi dari semua gaya sentrifugal yang paling keren yang pernah diterapkan dalam komik, maka komik sci-fi/superhero/detektip Watchmen (Allan Moore) adalah Everest-nya.

Seandainya saja boleh membanding-bandingkan dengan yang diatas, 20cb masih cukup jauh dari “sentrifugalitas” itu.

Baru minggu lalu menemukan terjemahan Pluto (tribute Naoki Urasawa untuk Osamu Tezuka) yang konon terpuji-puji juga. Meskipun lumayan kapok setelah membaca Monster dan 20cb, terbeli juga itu Pluto, karena terpaut pada sampulnya. Btw desain sampul 20cb (apalagi yang terbit di Itali) memang oke-moke banget. Yang terbaik yang pernah aku lihat dari tumpukan manga. Betapapun menyebabkan mixed feeling, terutama tentang pendekatan teori konspirasinya yang overblown, tetap saja, manga 20cb memiliki banyak banget glorious MOMENTS-nya, termasuk, yang Kanti bilang, kekayaan tautan dengan manga sebelumnya dan kejepangan yang lain..

Kanti (Hyoutan) mengatakan...

Entahlah yang lain, tapi Fables Bill Willingham sih nggak bisa dibilang sentrifugal, tapi cenderung "all stars". Karena semuanya adalah tokoh yang sudah lama terkenal, yang bagi saya sama pentingnya (walaupun tidak suka ceritanya zionis bener).

Gak ngerti kenapa ada yang bisa kapok baca monster dan 20cb. Pluto memang oke sampulnya, apalagi yang edisi eksklusif. Tapi lebih keren lagi isinya. Kalau kapok juga baca yang ini, payah namanya.

Tapi sampul manga dan cerita paling asyik bagi saya saat ini adalah One Piece. Kalau kapok baca yang ini sih, saya masih bisa ngerti.

Anonim mengatakan...

Pusatnya adalah fabletown, starring: bigby and snow. Aku juga berhenti tu dengan fables no8. Terlalu vulgar dan terlalu sembrono.

Watchmen, adalah gempa besar di komik Amerika. Menurutku juga seluruh dunia. Setelah Watchmen, masih adakah yang belum dilakukan dalam komik? Sempatin baca deh. Seandainya pengin pinjem, aku mintain tolong kirim Watchmen ke situ.

Karya UN yang paling oke: Master Keaton. Mungkin juga Pluto, nantinya, punten baru baca 2 chapter pertama.. Monster, kayaknya perlu dihadiahkan ke orang lain, biar ada ruang kosong lagi di lemari, sementara 20cb sedang ditimbang-timbang lagi..

One piece itu boleh juga dipinjamkan, asal bukan komik cewek, dan pake bahasa indo..

Kanti (Hyoutan) mengatakan...

Tetap saja, istilahnya bukan sentrifugal. Alur masih berputar di Putih Salju dan Serigala Besar. Tapi kurang penting apa Pinokio, Mowgli, Cinderella dan Tudung Merah? Di fables yang ditampilkan semua adalah tokoh utama dari berbagai macam cerita, jadi memang sudah penting dari sananya. Bedakan dengan peran-peran gak penting yang justru dijadikan daya tarik 20cb atau monster.