Sabtu, 28 Oktober 2006

Jenseits von Gut und Böse

Lebaran-lebaran, diseret adik menonton The Departed.

Banyak resensi yang menyebutnya sebagai sekadar "berdasarkan" atau "terilhami dari" Infernal Affairs I-II-III (Mou Gaan Dou, 2002-2003).
Tapi melihat suasananya, yah, sudahlah polos saja bilang "remake".
Tentulah, apa gunanya beli hak cipta kalau dibeda-bedakan.

Alur cerita klimaks konfliknya, desain latar, semua sama lah. Sampai heran juga, apakah memang kantor polisi di mana-mana (setidaknya di Hongkong dan Boston) punya arsitektur yang persis???
Tapi rekomendasi aku dan adikku sih, wajib tonton dua-duanya...

Tentu saja ada pergeseran budaya yang terekam di sini.
TD didukung oleh jajaran aktor Hollywood kawakan yang hampir selalu hanya bermain di film sangat bagus (Jack Nicholson geto loh), sementara IA didukung oleh veteran-veteran Hongkong dengan jam terbang sangat tinggi, tak peduli filmnya bagus atau tidak.

infernal affairsthe departed

TD penuh dengan serif kata-kata sangat kasar, baik dalam ancaman maupun dalam gurauan, sementara IA, apakah mereka bicara kasar? Rasanya nggak ya? (Karena gak paham Mandarin, apa boleh buat).

TD agak memaksakan keholiwutan dengan memasang satu tokoh perempuan terlibat cinta segitiga, sementara IA lebih realistis, masing-masing tokoh utama lelaki punya urusan hidup yang terpisah, dan tokoh perempuan yang bertebaran cukup sebagai hiasan, tidak perlu terlalu terlibat dalam konflik utama.

TD mengangkat Colin Sullivan (Matt Damon) sebagai orang yang benar-benar menekankan kebohongan demi berpihak kepada penjahat dan Bill Costigan Jr (Leonardo diCaprio) sebagai polisi penyamar yang lelah dengan identitasnya, sementara IA mengangkat Ming Lau Kin (Andy Lau) sebagai orang yang sangat berusaha mempertahankan mukanya orang baik dan Yan Chan Wing (Tony Leung Chiu Wai) sebagai polisi penyamar yang agak bersimpati dengan lingkungan penyamarannya. Sepintas lalu sama saja, tapi entah bagaimana, penyelaman tokohnya terasa berbeda, dibandingkan TD, IA lebih terbaurkan dalam nuansa abu-abu...

TD dipadatkan plotnya sebagai satu film utuh dan menampilkan perkembangan yang cepat, sementara IA ditrilogikan sehingga hal-hal yang belum terjawab di film pertama dilengkapi di sekuel-sekuelnya, dan ketegangan saling mengintai kejar-mengejar serta hubungan batin antar tokohnya lebih tereksploitasi.
Demikian pula ending, TD menamatkan nyawa dengan puas, namun IA lebih menekankan kesengsaraan dalam panjangnya usia.

Seandainya Scorsese mengincar penghargaan melalui TD, maka IA mesti kebagian juga.

deathnote13Cerita berhadap-hadapannya dua tokoh kucing-kucingan seperti ini, mengingatkan kembali kepada manga DEATH NOTE, Light vs L...
Yang setelah film layar lebarnya menuai sukses bahkan di Hongkong (tempat produksi IA di atas tadi), sekuel keduanya "The Last Name" tayang di Jepang 3 November ini, dan telah turun pula seri animenya.
Saya sih masih tetap berpihak pada komik 12 jilid dengan 108 dentuman episode itu, cobalah baca.
Death Note How To Read 13, sebagai pelengkap, juga katanya sudah terbit minggu-minggu lalu.
***

Dan berhubung TD dan IA itu urusan mafia-mafiaan ala Godfather, kebetulan OP-Chibi episode Jinginai-Time baru tayang... Hihihi yang ini sih lucu gak penting, tapi sungguh menghibur sebagai tambahan. Selamat menonton.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

memang yg death note asli lebih baik dr movienya :)