Jumat, 15 September 2006

Di Sini Bukan Neraka

Minggu ini aku sedang memperhatikan bang Lucci, sang manusia macan tutul pentolan keadilan kegelapan, yang akhirnya terkalahkan dengan telak. Namun dunia nyata lebih menyedihkan.

Nervi (jantan, 1 tahun 10 bulan) kucing adikku, mati dengan mengenaskan. Entah karena kecemplung atau keracunan, dia ditemukan terkapar di lorong lantai atas sepulang dari petualangan sehari-hari, padahal paginya segar bugar sehat walafiat. Selama ini, kucing yang telah berumur selalu hilang dari pandangan kami, pindah atau bersembunyi. Namun tampaknya Nervi sengaja pulang, meminta pertolongan, atau memang berniat menjemput ajal di rumah.

Nervi dipungut oleh adikku ketika ditemukan telantar di sekitar LFM-ITB pada usia kira-kira dua minggu, kurus dan kucel, bersama saudaranya Peony yang dicuri orang di bulan pertama. Dia tinggal sendiri, disusui dengan botol bayi, namun ada saja malaikat bergantian turun dari langit (maksudnya, kucing tetangga yang jatuh dari pohon mangga di halaman) menemaninya, menambah keriuhan rumah. Ketika kecil, ia dilatih oleh yang lebih besar, dan sebaliknya ketika tumbuh besar tegap kekar, banyak anak kucing yang diasuh dan "disusui"nya.
Nervi memang kucing yang penuh perhatian: terhadap kucing lain, mungkin tidak terhadap kami yang mengasuhnya. Dia paling malas mandi, walaupun bulunya selalu rapi tapi sedikit kelabu berdebu. Pernah trauma karena seekor teman mainnya tertabrak mati di depannya, dan patah hati karena ditolak kecengannya mentah-mentah. Dia agak takut digencet garong kampung, sehingga lebih banyak berlagak di dalam rumah dan di halaman, walaupun rajin keluar lewat kemonomichi celah loteng dan atap. Terkadang, kami merasa dia itu autis. Jarang sekali mengeong dan tidak pernah menatap mata secara langsung, namun selalu tahu kapan saatnya menanti minta makan di dapur, atau mendekat manja minta dipangku.

Nervi mengingatkan kembali bahwa tidak ada sesuatu pun yang bisa kita miliki di dunia ini... Bahkan diri kita sendiri pun tidak...
Semoga ada surga bagi kucing yang baik hati dan penyayang sepertimu Nervi.

(berlanjut di belangjingga)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Ralat: Umurnya hampir 2 tahun, akhir September ini perkiraan lahirnya. Terus, dia kadang2 aja males mandi, belakangan lagi ganteng mengkilat..malah tewas dengan kotoran.. hiks Nervi malang benar.. Tapi semoga dia tau kita menyayanginya. Dia kan pulang biar qt tdk khawatir gak jelas.