Senin, 01 Januari 2007

Keran dan Kaki

Keran


Entah apa yang terjadi, dua minggu terakhir ini kehidupan saya dihebohkan oleh keran patah. Pertama, sekitar seminggu sebelum natalan, di suatu shubuh ketika akan mematikan keran kamar mandi di kontrakan, kenop pemutarnya copot. Memang keran murahan, dari plastik, warnanya hijau pula, sangat tidak sesuai dengan warna keramik bak yang merah jambu. Untung saja, saya masih bisa memanfaatkan limpahan air untuk mencuci semua baju, mengepel seluruh pelosok lantai, sampai dua jam kemudian putranya ibu pemilik rumah sempat mampir untuk segera mengganti keran tersebut dengan... keran murahan berjenis sama, plastik biru muda. Walaupun masih tidak sesuai dengan keramik merah jambu itu, setidaknya sewarna dengan gayung saya yang berwarna biru (?!!!?)
Satu-satunya yang membingungkan, sekarang keran tersebut harus diputar ke arah kiri berlawanan arah jarum jam untuk menutup, dan ke kanan searah jarum jam untuk membuka. Apakah untuk meledek saya yang kidal?

Lalu tadi sore malam tahun baru, ketika hendak mengambil wudhu di keran bawah kamar mandi, hanya salah pelintir sedikit, tiba-tiba patah sak pipa-pipanya. Padahal tampaknya keran tersebut terbuat dari baja yang cukup kokoh. Karena terlanjur hari libur, terpaksa menunggu besok lusa untuk membetulkannya, dan sementara itu seluruh saluran air terpaksa ditutup untuk menghindari lelehan sia-sia karena sulit menyumbatnya.
Ada apa yaaa, dengan keran-keran sialan ini...

Kaki


Entah karma menertawakan bapak-bapak yang asam urat gara-gara senam aerobik di puncak, atau tele-empati terhadap teman SMA yang patah kaki gara-gara sepak bola (??)
Kemarin-kemarin ini saya terpelitek di tengah hujan, tiba-tiba kaki mendarat di tempat yang salah dan mengakibatkan benjol bengkakan di sekitar mata kaki dan pergelangan. Hanya merasa lemas sesaat, namun segera beranjak menyeret itu kaki, dan berusaha mencukupkan pengobatan hanya dengan parutan biji pala, counterpain, thrombophob.
Ternyata tidak berhenti sampai di situ. Beberapa hari kemudian, ketika sedang menjemput adik di tempat kerjanya, mata kaki pun belum berhenti bengkak, ternyata satu anak tangga ke lantai dua berbeda beberapa senti jaraknya dari yang lain, dan saya pun kehilangan keseimbangan dan sepasang tulang kering terantuk di beberapa tempat sejarak anak-anak tangga tersebut... Hiks dan bukan hanya menghijau, ini mah menghitam...
Belum lagi cakaran kucing-kucing yang menganggap kaki saya adalah pohon untuk dipanjati (tapi kalau luka-luka yang ini sih diterima dengan rela...)

Tidak ada komentar: