Rabu, 17 Januari 2007

Konjiki Yasha

Januari 17, bila malam mendung, dinamakan "Kanichigumori" (Mendung Kanichi). Tanggal ini tercantum sebagai tanggal peristiwa perpisahan mengharukan di Atami, daerah pantai dekat Tokyo, antara Kanichi dan Omiya, tokoh dalam karya sastra peralihan abad 20, Konjiki Yasha 「金色夜叉」 (apa ya, artinya, setan emas).

Kepada Omiya yang telah mengkhianatinya, Kanichi sang marontis patah hati ini menyumpah: "Ingat, Miya-san, bulan satu tanggal tujuhbelas. Malam ini di tahun depan, aku pasti akan mengaburkan Rembulan dengan air mataku..." Tsah.

Saking tenarnya, sampai berkali-kali dipanggungkan dan difilmkan.

hydomiyakanichihydkonjikiyashaPeristiwa ini pun diabadikan sebagai patung objek wisata (paling?) terkenal di Atami, terletak di samping pohon cemara yang kabarnya telah berganti generasi.

(Btw, entah mengapa, kalau diperhatikan, gaya berpakaian yang lebih beken diadaptasi adalah yang bersandal bakiak dan mantel luar berkibar, ternyata beda dengan gambar di sampul buku asli... Hihihi gak penting kali yah.)

Nah sebenarnya aku gak terlalu paham mengenai literatur jadulnget gini, selain tertarik pada kenyataan bahwa ia adalah karya pergantian abad yang sangat digemari di masanya namun tak sempat diselesaikan oleh sang pengarang asli.

Ceritanya agak-agak ala Siti Nurbaya: Omiya telah bertunangan dengan seorang mahasiswa, Kanichi. Namun terbujuk oleh orangtua untuk menikah dengan orang lain demi harta (dan janji bahwa Kanichi akan disekolahkan?), meninggalkan Kanichi yang patah hati, putus sekolah dan malah membalas dendam dengan menjadi rentenir, melibatkan diri ke dunia uang yang sama sekali dibencinya. Suatu saat Omiya yang hidup sengsara (ditindas suami?) terpaksa meminta bantuan Kanichi...

Novel ini kemudian ditinggal mati oleh sang pengarang, Ozaki Koyo, ketika sedang terbit bersambung di koran, dan dilanjutkan oleh orang lain, namun mungkin kurang disetujui oleh penggemar karena seakan gak nyambung (?)...


Shinichi/Conan (di jilid 39, file 9) ketika menonton drama kisah Konjiki Yasha di televisi, dengan senyum soknya meyakinkan bahwa dalam perihal dirinya dan Ran, kisah mereka takkan tanpa akhir seperti itu... Artinya, lewat tokoh ini sang pengarang Aoyama Gosho juga meyakinkan pembaca bahwa beliau sudah punya cadangan untuk menghadapi hal yang tidak diharapkan?

***
hydscanoIngat ini gara-gara ternyata Hana yori Dango masih belum redup, dan musim ini dikemas lagi dalam seri drama Jepang yang kedua.
Sejujurnya dengan cerita picisan serta grafis kurang artistik, shojo manga ini bukan selera saya, tapi setidaknya ada satu, walaupun hanya satu, ilustrasinya yang cukup menarik hati, terkait dengan episode-episode awal yang melibatkan beberapa tendangan dan latr Atami, terinspirasi dari novel "Konjiki Yasha" tersebut.

Tidak ada komentar: