Silakan pandangi tarikan-tarikan kuas di samping ini dengan memiringkan kepala ke kiri, lalu coba miringkan juga ke kanan. Suatu contoh bahwa ketika melihat sesuatu dari dua sisi yang berlawanan, ternyata bisa juga menimbulkan kesan yang sama.
Dasar desain karakter yang dipergunakan adalah font abjad romawi bergaya oriental, Karate dan Katana, dengan penyesuaian di sana-sini sehingga jadi jauh berbeda dari font aslinya, demi mencapai efek yang diharapkan. Adakah terbaca dengan baik?
Di bawah ini saya sertakan animasinya, entahlah apakah bisa bergerak dengan normal di browser lain.
Amba, Ambika, dan Ambalika
*** Amba, Ambika dan Ambalika, adalah tiga putri korban tragedi yang diakibatkan oleh sistem sosial yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsawanan, kekuasaan, dan kepemilikan perempuan yang menindas harga diri mereka.
Amba berusaha memperjuangkan hak memilih sendiri pasangan hidupnya, namun ditolak sang kekasih karena ia telah dimenangkan oleh Bhisma Devabrata yang bersumpah selibat. Karena sang pemenang juga tak mau menerimanya, ia membakar diri untuk bereinkarnasi menjadi manusia hermaprodit, Srikandi yang suatu saat membalaskan dendamnya kepada Bhisma.
Ambika dan Ambalika hanya sebentar menikmati kehidupan nyaman dengan adik tiri Bhisma, Vicitravirya yang kemudian meninggal sakit-sakitan. Demi melangsungkan keturunan, sang mertua memaksa mereka untuk menikah kembali dengan abang tiri sang suami. Mereka melakukannya dengan tidak rela dan setengah hati, sehingga melahirkan putra-putra cacat, buta dan pucat.
Awal dari tumbuhnya bibit-bibit perang saudara termahsyur sepanjang dunia perwayangan, Bharatayudha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar