Demi melanjutkan program kerja tim sebelumnya, anak-anak Teknik Penerbangan terjebak untuk mengaku sebagai mahasiswa Teknik Perpipaan. Yah anggap saja masih satu bahasan, Mekanika Fluida kan? Yahahahaha... Pantang mundur, mereka menamakan diri sebagai Ceper Mario Brothers and Company.
Beberapa kegiatan pengeboran sumur dan penyulingan air dilaksanakan bersama lembaga-lembaga lain, sementara sistem sanitasi milik tim (yang kapasitasnya kepalang tanggung) dipasangkan di berbagai titik pengungsian dan sarana umum antara lain Masjid
Meulaboh panas, kering dan banyak lalat! Itulah wanti-wanti dari anak tim sebelumnya. Sedemikian rupa, sampai-sampai kami lebih rajin mandi daripada biasanya. Pasokan air bersih jernih ke tenda diantar tiap pagi oleh tanki PAM, hasil penyulingan oleh palang merah Spanyol, dan ditampung oleh si gentong biru.
Sungguh segar, apalagi bila dibandingkan dengan air rawa-rawa yang menggenang di belakang tenda...
Namun ada saja yang bertahan untuk tidak mandi, atau mungkin memang tidak sempat saking sibuknya, terutama komandan tim kami, seorang Hutabarat yang dianggap cantik oleh semua lelaki setenda (sebut saja si KaSep).
Dua hari setelah kedatangan kami barulah si KaSep heboh mau mandi. Ternyata oh ternyata, malamnya badai menghambur.
Dan terpaksalah kami menggali-gali parit demi menyelamatkan tenda serta segenap perbendaharaannya. Ada enam HT, komputer empat beserta printernya!
Hujan pertama sejak tenda didirikan oleh tim 1. Atau sejak tsunami?
Entahlah karena awan mendung ikut mampir terbawa rombongan kami, tapi mungkin juga karena KaSep mandi... Atau jangan-jangan tubuhnya adalah barometer alami, ketika kelembaban mencapai titik jenuh dia akan merasakan kegerahan dan segera mandi ... Yahahahaha.