Legenda kota Balikpapan, bernama demikian semata karena suatu saat beberapa lembar papan sumbangan bahan bangunan istana (Kutai?) dikembalikan ke daerah ini... Masalah bea cukai kali ye, hmm.
Idih kok segaring ikan Kerapu?
Yang lebih dramatis lah supaya heboh: Tersebutlah seorang putri dihanyutkan di balik papan oleh orang tuanya demi menghindari musuh terdampar kemari...
Kali ini aku mengunjungi *sang putri*, seorang cewe rig, rekan ekskul masa silam yang kebetulan sedang mendarat di persinggahannya setelah berminggu-minggu lepas pantai.
"Mau oleh-oleh apa mPhy?"
"Hmm Dunkin Donuts saja lah."
"Hah? Kau suka jajanan begituan sampai segitunya?"
"Habis di Balikpapan gak ada... Ada juga Hanking Donat. Chainstore pula di seluruh pelosok Kaltim. Gimana gak gemas."
... Mereka bayar royalti gak yah, lah toko resmi begitu...
Menurutnya sih, Balikpapan adalah kota yang cukup nyaman untuk menyusun kehidupan, terutama kalau berumah tangga. Jarang macet, pemandangan indah, banyak ruang terbuka... Tapi kalau sendirian, membosankan.
"Habis, malnya cuma Hero dan Matahari. Itu-ituuuu melulu!"
Gubrag, itu kah tolok ukurnya ...
Jadi mau sampai kapan kerja di sini neng?
"Haha, tak terasa sudah 4 tahun. Padahal rencana semula cuma menghabiskan kontrak 3 tahun, eh keasyikan, dapat perpanjangan terus.
Mungkin nanti seperti tokoh di Cintapuccino saja lah, kabur dan buka distro, hihihi. Mumpung si nCha sudah menunjukkan jalan keluar..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar